Sukses

Menanti Stimulus Bank Sentral Eropa, Rupiah Menguat

Dalam perdagangan hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 12.968-13.009 per dolar Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan rupiah itu menanti kepastian soal jumlah stimulus yang digelontorkan bank sentral Eropa pada April 2015.

Data valuta asing Bloomberg, Jumat (6/3/2015), nilai tukar rupiah sempat dibuka melemah 13.007 terhadap dolar AS pada pukul 08.00 WIB. Akan tetapi, rupiah terus menguat hingga menyentuh ke level 12.937 per dolar AS pada pukul 08.24 WIB.

Namun, gerak rupiah menjadi fluktuaktif. Pada pukul 08.49 WIB, rupiah kembali melemah ke level 12.992 per dolar AS. Lalu kembali menguat ke level 12.977 per dolar AS pada pukul 10.37 WIB. Dalam perdagangan hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 12.968-13.009 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah menguat 39 poin ke  level 12.983 per dolar AS pada Jumat 6 Maret 2015 dari periode Kamis 5 Maret 2015 di level 13.022 per dolar AS.

Analis Pasar Uang PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menilai, gerak rupiah fluktuaktif ini cukup aneh mengingat rupiah sempat menguat di tengah mata uang emerging market melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Ia mengatakan, sentimen datang dari Amerika Serikat dengan data ekonomi AS cukup bagus. Data indeks jasa Amerika Serikat naik moderat dari 57 ke 57,1 pada Februari 2015. Saat ini, pelaku pasar menanti data payrolls yang diperkirakan bagus. Data ini akan keluar pada Jumat waktu setempat.

Sentimen lain yang mempengaruhi gerak Rupiah, menanti kepastian bank sentral Eropa terkait stimulus yang mulai digelontorkan pada April. Sebelumnya pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi memberikan signal untuk kembali membeli obligasi. Hal ini seiring langkah bank sentral Eropa berhasil mengatasi deflasi. Dewan bank sentral Eropa berkomitmen untuk melakukan pembelian aset pertama.

"Rupiah menguat hari ini didominasi sentimen eksternal. Penguatan ini ketika semua mata uang melemah terhadap dolar Amerika Serikat, tetapi kini kembali tertekan," ujar Rully saat dihubungi Liputan6.com.

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Rully mengatakan, saat ini belum ada sentimen positif yang mendominasi. Pelaku pasar cenderung menunggu rapat dewan gubernur (RDG BI) untuk memutuskan suku bunga acuan. "Diperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate lagi mengingat dua bulan terjadi deflasi," kata Rully.

Rully memperkirakan, rupiah berada di kisaran 12.970-12.900 per dolar AS pada hari ini.

Mengutip laman Reuters, dolar cenderung menguat jelang akhir pekan ini. Hal itu seiring menanti laporan data tenaga kerja Amerika Serikat yang diperkirakan membaik. Berdasarkan survei analis, data payrolls meningkat 240 ribu pada bulan. Tingkat pengangguran turun menjadi 5,6 persen.

"Data pekerjaan AS akan memberikan keuntungan, dan ini akan memperkuat harapan kemungkinan suku bunga naik pada Juni 2015," ujar Edward Acton, Treasury Strategist RBS. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini