Sukses

Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Laju IHSG

Rupiah belum sumringah pekan ini karena masih berkutat pada level 12.000 sampai 13.000 per dollar AS. Pelemahan rupiah tak pengaruh ke IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cukup positif pada pekan ini. IHSG terus mencetak rekor baru, di mana pada penutupan Jumat, 6 Maret 2015 bertengger di level 5.514,78. Indeks saham melesat 63,84 poin (1,17 persen) dari hari sebelumnya.

Tak hanya itu, indeks saham LQ45 juga menguat sebanyak 1,5 persen ke level 960,78. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada pekan ini.

Di sisi lain, rupiah belum menunjukan kondisi yang menggemberikan. Mata uang Merah Putih masih berkutat pada level 12.900 sampai 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini.

Analis PT Investa Saran Mandiri  Hans Kwee mengatakan, ambruknya rupiah tidak berpengaruh pada indeks saham. Dia bilang, menguatnya IHSG didorong oleh aksi beli investor asing yang masih kuat. Pada penutupan terakhir, investor asing melakukan aksi beli bersih sampai Rp 100 miliar.

"Karena memang berbeda. Rupiah melemah karena faktor eksternal sedang IHSG naik didukung dana asing yang masuk," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (7/1/2015).

Investor nampaknya masih melihat perekonomian mengalami perbaikan. Badan Pusat Statistik (BPK) belum lama ini merilis deflasi 0,36 persen pada Februari 2015. Torehan tersebut deflasi terendah kedua selama 50 tahun terakhir. Deflasi paling tinggi di Februari pada tahun 1985.

Kemudian Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa yang mana posisinya naik US$ 1,3 miliar menjadi US$ 115,5 miliar pada akhir Februari 2015. Posisi terakhir cadangan devisa US$ 114, miliar.

"Karena ekpektasi ekonomi Indonesia," katanya.

Dalam riset Mandiri Sekuritas mengungkapkan, gerak IHSG mengikuti gerak saham-saham Asia.

"Dari Asia, mayoritas indeks saham menguat. Kondisi itu ditunjukan oleh indeks Nikkei225 di Jepang naik 1,17 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,73 persen. Sedangkan Hang Seng di Hongkong masih terkoreksi 0,12 persen," tulis laporan tersebut.

Analis PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan IHSG didorong sentimen eksternal. Salah satunya berasal pernyataan pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi soal stimulus moneter. Pelaku pasar merespon positif langkah bank sentral Eropa melakukan quantitative easing mulai pekan depan.

"Sedangkan sentimen dalam negeri belum negeri belum terlalu banyak yang positif. Rupiah masih tertekan, cadangan devisa naik pada Februari 2015 mengangkat IHSG," tandasnya. (Amd/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini