Sukses

Pemerintah Yakin Pertamina Siap Kuasai Blok Mahakam

"Dari presentasi Pertamina, kami berkeyakinan Pertamina siap jadi pemegang saham mayoritas Blok Mahakam," terang Menko Perekonomian.

Liputan6.com, Jakarta - Kontrak PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corp dalam pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur akan berakhir pada 2017. Pemerintah bersiap mengalihkan pengelolaan lapangan yang menghasilkan gas terbesar di Indonesia tersebut ke PT Pertamina (Persero).

Untuk mematangkan, rencana itu pemerintah menggelar rapat pada akhir pekan ini di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, dari pembicaraan tersebut Pertamina dirasa siap menjadi pengelola Blok Mahakam. Bahkan, dia berkeyakinan perusahaan migas pelat merah tersebut bisa menjadi pemegang saham mayoritas.

"Kami tadi mendengarkan rapat persentasi Pertamina, tentang Blok Mahakam. Dari presentasi Pertamina, kami berkeyakinan Pertamina siap jadi pemegang saham mayoritas Blok Mahakam," katanya, Jakarta, Sabtu (7/3/2015).

Namun begitu, dia menyadari untuk pengambilalihan tersebut mesti melakukan beberapa pertimbangan. Diantaranya, penerimaan negara, produktivitas, dan transfer teknologi  dari operator sebelumnya ke Pertamina.

"Pertamina mengajukan pembicaraan lebih lanjut dengan operator sekarang," katanya.

Dia menuturkan, dari pembahasan tersebut belum bisa mengambil keputusan ke depannya. Lantaran, untuk Blok Mahakam mesti mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo.

"Tapi kami tidak ambil keputusan hari ini. Karena harus dilaporkan dan tindak lanjut Presiden," papar Sofyan.

Dilansir dari data SKK Migas, kontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani tahun 1967, kemudian diperpanjang pada tahun 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai tahun 2017. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada tahun 1967 menemukan cadangan minyak dan gas bumi di Blok Mahakam tahun 1972 dalam jumlah yang cukup besar.

Cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial atau dikenal dengan istilah 2P) awal yang ditemukan saat itu sebesar 1,68 miliar barel minyak dan gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF). Dari penemuan itu maka blok tersebut mulai diproduksikan dari lapangan Bekapai pada tahun 1974

Produksi dan pengurasan secara besar-besaran cadangan tersebut di masa lalu membuat Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar di dunia pada tahun 1980-2000. Kini, setelah pengurasan selama 40 tahun, maka sisa cadangan 2P minyak saat ini sebesar 185 juta barel dan cadangan 2P gas sebesar 5,7 TCF.

Pada akhir maka kontrak tahun 2017 diperkirakan masih menyisakan cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada tahun 2017. Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti (P1) gas kurang dari 2 TCF.

Sementara itu, kontraktor Kontrak Kerja Sama yang bekerja di sana saat ini di Blok Mahakam, yaitu TOTAL yang bermitra dengan INPEX, masing-masing 50 persen, telah menginvestasikan setidaknya US$ 27 miliar atau sekitar Rp 250 triliun sejak masa eksplorasi dan pengembangannya telah memberikan penerimaan Negara sebesar US$ 83 miliar atau sekitar Rp 750 triliun. (Amd/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini