Sukses

Laporan Keuangan Warnai IHSG Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dibayangi aksi ambil untung oleh pelaku pasar dan sentimen dalam negeri pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kurang menggembirakan pada perdagangan saham sepekan. Setelah menembus rekor di level 5.5514,78, IHSG bakal terkoreksi.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, pasar akan memanfaatkan penguatan tersebut dengan aksi ambil untung.

"Saya melihat  terbuka peluang koreksi lebih dahulu," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (9/3/2015).

Dia menerangkan, IHSG tembus rekor dipengaruhi oleh sentimen bank sentral Eropa yang akan merealisasikan stimulus. Dana asing masuk ke negara emerging market, tak terkecuali Indonesia.

"Sebenarnya yang ada ECB untuk memutuskan bulan Maret  stimulus mereka di pasar. Itu sentimen yang positif pasar modal, tetapi dengan rencana tersebut membuat nilai tukar langsung melemah," lanjutnya.

Lebih lanjut, dia menerangkan sentimen positif yang membayangi IHSG saat ini berasal dari dua faktor, yakni laporan keuangan serta rencana pembagian deviden.

"Sentimen yang ada cuma laporan keuangan. Setelah itu  melihat ke dividen. Cuma dua faktor itu, kalau laporan keuangan bagus," paparnya.
Hans memprediksi IHSG bergerak pada level support 5.500-5.435. Kemudian resistance pada level 5.520-5.555 selama sepekan.

Sementara itu, Analis PT NH Koorindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, IHSG telah empat kali menyentuh level tertinggi terbarunya. Oleh karena itu, pelaku pasar perlu mewaspadai potensi pembalikan arah jika ada aksi ambil untung. Namun, IHSG masih ada peluang untuk bertahan di zona hijau.

"IHSG akan berada di rentang support 5.428-5.470 dan resistance di kisaran 5.528-5.542 selama pekan ini," kata Reza.

Adapun data ekonomi yang keluar antara lain dari China ada rilis neraca perdagangna, pinjaman, penjualan ritel, fixed asset investment, dan produksi industri. Lalu dari Korea Selatan ada rilis suku bunga, dan Jepang akan merilis neraca transaksi berjalan, produk domestik bruto, dan kepercayaan konsumen.

Untuk saham, Hans merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Modernland Realty Tbk (MDLN). (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini