Sukses

Stok Melimpah, Harga Minyak di AS Jatuh

harga minyak Brent, ditutup naik US$ 1,15 atau 2 persen menjadi US$ 57,54 per barel di ICE Future Europe.

Liputan6.com, New York - Harga patokan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) terjatuh pada Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) karena stok minyak mentah terus membengkak sehingga mencetak rekor baru. Kebalikannya, harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia justru naik karena adanya spekulasi dari para pelaku pasar bahwa disparitas harga yang tinggi antara dua harga patokan tersebut terus melebar.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (12/3/2015), harga patokan minyak Light untuk April turun 12 sen atau 0,2 persen sehingga menetap di level US$ 48,17 per barel di New York Mercantile Exchange, AS. Harga tersebut merupakan penutupan terendah sejak 26 Februari kemarin.

Sedangkan harga minyak Brent, ditutup naik US$ 1,15 atau 2 persen menjadi US$ 57,54 per barel di ICE Future Europe. Jarak harga untuk kedua kontrak minyak tersebut mencapai US$ 9,37 per barel, merupakan disparitas tertinggi sejak Jumat lalu yang berada di level US$ 8,10 per barel.

Sejauh ini, pelaku pasar memperkirakan bahwa produksi minyak mentah di AS terus membanjiri pasar sehingga mendorong harga terus berada di level rendah. Data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi AS menyebutkan bahwa persediaan minyak mentah di negara tersebut naik 4,5 juta barel menjadi 448,9 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 6 Maret.

Persediaan tersebut memang mengalami penurunan jika dibanding dengan bulan lalu. Namun menurut beberapa analis penurunan persediaan tersebut hanya akan berlangsung sementara. Kemungkinan besar jumlah persediaan minyak di AS akan kembali naik ke level tertinggi sejak 1982.

Para analis memperkirakan, jika persediaan minyak mentah di AS terus bertambah maka kemungkinan besar tidak akan bisa ditampung oleh kilang-kilang yang ada. Jika memang kilang tak mencukupi, maka kemungkinan besar produsen minyak akan menjual minyak di harga berapapun sehingga semakin menekan harga minyak di AS.  "Saat ini hal tersebut masih sebatas analisis, namun potensi menjadi sebuah kenyataan sangat nyata," jelas Analis IAF Advisors, Houston, AS, Kyle Cooper.

Para pelaku pasar kemungkinan akan menjual kontrak minyak AS dan membeli Brent sebagai cara untuk mengambil keuntungan karena adanya perbedaan harga yang cukup jauh tersebut.  "Saat ini, perdagangan semacam itu cukup marak dilakukan," jelas Wakil Presiden, Herbert J. Sims & Co, Donald Morton.

Produksi minyak mentah AS naik 42.000 barel per hari menjadi 9,37 juta barel per hari. berdasarkan data mingguan, jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa melebihi rekor pada Januari 1983. Dalam data bulanan, produksi terakhir melampaui rekor pada Februari 1973. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.