Sukses

Impor Jelang Puasa Bikin Rupiah Jebol ke 13.200 per Dolar AS

Antisipasi pembayaran ONH Plus ke Kementerian Agama dalam mata uang dolar AS juga menjadi penyebab rupiah terkapar.

Liputan6.com, Jakarta - Ada dua penyebab nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga menembus level Rp 13.200 per dolar AS. Dua penyebab tersebut memang siklus tahunan namun di tahun ini pelemahan lebih dalam karena juga didukung oleh faktor eksternal.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengungkapkan, dua penyebab pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah antisipasi impor dan pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH) Plus. "Rupiah melemah karena importir jauh-jauh hari sudah mengantisipasi kebutuhan menjelang puasa dan Idul Fitri," ujar dia di Jakarta, Kamis (12/3/2015). 

Bulan Ramadhan atau puasa akan jatuh pada Juni dan Idul Fitri di bulan Juli ini. Impor bahan baku dari negara lain mengerek permintaan dolar AS semakin besar.

Penyebab lain rupiah terkapar, kata Lana, antisipasi pembayaran ONH Plus ke Kementerian Agama dalam mata uang dolar AS yang harus lunas pada April ini. Padahal dalam Undang-undang (UU) No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, segala kegiatan atau transaksi ekonomi di dalam negeri wajib menggunakan mata uang rupiah. "Harusnya pemerintah bisa mengatur waktu yang tepat untuk pembayaran ONH Plus," harap dia.

Untuk itu, Lana mendesak BI harus segera intervensi di pasar valuta asing (valas) karena selama ini hanya intervensi di pasar rupiah. BI disarankan untuk menerbitkan obligasi valas supaya suplai valas bertambah.

"BI dapat intervensi lebih agresif di pasar valas untuk mengantisipasi tren permintaan dolar AS yang tinggi di Juni guna pembayaran utang. Jika tidak, maka bulan keenam ini rupiah akan lari liar. Dan jika tidak diintervensi bisa dipermainkan spekulan," terang Lana.

Dia juga mengkritisi kebijakan pemerintah untuk mengangkat kembali kurs rupiah. Kebijakan tersebut dianggap baru akan terasa dalam jangka panjang.  "Kebijakan itu ad-hock, tapi untuk jangka panjang bagus karena tidak bisa langsung terasa. Contohnya saja tax allowance, prosesnya ribet dan pencairannya lama. Kalaupun perusahaan memperoleh fasilitas itu, dapatnya lama," tandas Lana.

Namun memang, selain dua faktor tersebut ada juga penyebab lain rupiah melemah cukup dalam yaitu penguatan dolar AS karena ada sentimen bahwa Bank Sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. oleh sebab itu, pelemahan rupiah tidak sendiri. Mata uang Asia lainnya juga melemah.

Data valuta asing Bloomberg, Rabu (11/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 13.200 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.196,30 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga sore di kisaran 13.145 per dolar AS hingga 13.245 per dolar AS. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini