Sukses

Pemerintah SBY Dinilai Telat Lakukan Transisi di Blok Mahakam

Lima tahun sebelum kontrak habis adalah waktu ideal untuk melakukan transisi pengelolaan Blok Mahakam.

Liputan6.com, Jakarta - Proses transisi Blok Mahakam seharusnya dilakukan lima tahun sebelum masa kontrak habis, namun hal tersebut tidaka dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Widyawan Prawiraadja mengatakan, lima tahun sebelum kontrak habis adalah waktu ideal untuk melakukan transisi pengelolaan blok yang saat ini masih dikelola oleh PT Total E&P Indonesie dan Inpex tersebut.

Hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan segala hal yang tekait dengan proses operasi produksi migas, sehingga saat kontrak habis dan masa peralihan proses operasi tidak dimulai dari nol lagi, dan produksi tetap terjaga.

"Harusnya 5 tahun sebelumnya supaya ideal," kata Widyawan, di Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Karena itu, 10 tahun sebelum masa kontrak habis yaitu 2017, perusahaan Prancis tersebut sudah mengajukan perpanjangan kontrak dan Pertamina pun sudah lama  menyatakan minat untuk mengola blok tersebut.

 "Total sudah mau 10 tahun lalu, Pertamina mau masuk saat masih beroperasi (Total dan Inpex)," tuturnya.

Namun Widyawan menyayangkan, pemerintahan pada saat itu tidak segera melakukan transisi pengolahan pada blok yang terletak di kalimantan Timur tersebut. Karena itu, era pemerintah saat ini menggeber proses transisi Blok Mahakam.

"Kalau pertamina masuk di total 2008 2009 itu idelanya banget Pertamina belajar nanti sudah siap, tapi itu tidak kejadian pemerintah dulu tidak mutuskan, yang sekarang masih ada waktu 2 tahun kurang dikit kita manfaatkan suapaya transisi bisa terjadi nanti di 2017 Pertamina jadi operator," ungkapnya.

Saat ini, pemerintah telah memberikan hak kepada Pertamina untuk mengoperatori Blok Mahakam dan memberikan kewenangan Ke Pertamina untuk memilih patner dalam mengelola blok tersebut.

" Untuk kelanjutan wilayah kerja akan habis ada dua cara, perpanjang kedua serahkan Pertamina, sekarang Pertamina sudah presentasi sudah sanggup indikasinya itu dikasih Pertamina artinya 100 persen ngga ada cerita," pungkasnya. (Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.