Sukses

Harga Minyak Anjlok, Inggris Justru Tambah Ribuan Pekerja Migas

Penurunan harga minyak telah mempengaruhi investasi di sektor migas.

Liputan6.com, London - Perusahaan minyak dan gas Inggris menargetkan tambahan ribuan pekerjaan selama dua tahun ke depan, di tengah anjloknya harga komoditas ini di pasar dunia.

Ini terkuak dari laporan Bank of Scotland seperti mengutip laman BBC, Jumat (13/3/2015) yang menemukan penurunan harga minyak telah mempengaruhi investasi di sektor migas.

Namun, survei  menemukan saat muncul perkiraan keuntungan berbanding dengan kerugian dari kondisi yang ada, justru memunculkan diperlukannya tambahan 8.000 pekerjaan baru di sektor ini. Jumlah ini 2.000 lebih sedikit dari perkiraan pekerjaan yang diciptakan industri migas selama dua tahun terakhir.

"Ketakutan bahwa saat kemerosotan harga minyak menambah beban biaya 35 ribu pekerjaan di industri minyak dan gas Inggris, bisa jadi merupakan laporan yang sangat berlebihan," mengutip laporan tersbeut.

Stuart White, Area Director of Commercial Banking Bank of Scotland mengatakan, perusahaan minyak dan gas khawatir tentang tenaga kerja yang menua dan kurangnya keterampilan.

"Itu menjelaskan mengapa industri melewati badai saat ini tanpa pengurangan tenaga kerja yang besar," katanya.

Dari 101 perusahaan yang menjadi responden, sebanyak 73 berharap adanya penambahan jumlah karyawan, dengan hanya sembilan memprediksi pengurangan. Seperti BP yang memangkas 300 pekerja di Laut Utara.

Memang, penurunan harga minyak telah menyebabkan seperempat perusahaan yang disurvei (24 persen) menyatakan minat untuk melakukan merger dan akuisisi.

Angka ini naik dibandingkan survei tahun lalu sebesar 9 persen. Kenaikan proporsi mengingat ekspansi internasional telah meningkat dari 64 persen tahun lalu menjadi lebih dari 90%.

"Perusahaan di Laut Utara ... mencari peluang ekspansi internasional di mana mereka dapat menikmati pertumbuhan yang berkelanjutan yang didukung keahlian yang kuat mereka telah dikembangkan di sini di Inggris," kata White.

Harga menjadi hal yang paling diperhatikan perusahaan. Kekhawatiran tentang kenaikan biaya produksi juga menjadi perhatian.

Survei ikut menemukan jika jumlah perusahaan yang tertarik melakukan diversifikasi ke daerah-daerah seperti shale gas dan mencari peluang energi terbarukan meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun lalu. Hal ini karena biaya produksi minyak telah meningkat sementara harga telah jatuh secara substansial.( Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini