Sukses

Tak Semua Animator Bergaji Besar

Coba simak kisah Henry Thurlow ini sebelum memutuskan bekerja di industri anime.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi mereka yang mempunyai hobi membaca komik Jepang alias anime, menjadi seorang animator mungkin sangat menyenangkan. Selain karena sesuai dengan kesenangan, banyak cerita yang mengungkapkan bahwa gaji seorang animator cukup besar. Namun ternyata, tak semua cerita tersebut benar. Simak saja kisah Henry Thurlow.

Dikutip dari laman kotaku.com, Minggu (15/3/2015), Thurlow yang berasal dari New York kini bekerja di studio Pierrot. Sepak terjang Thurlow dalam dunia anime tak bisa dilihat sebelah mata saja. Pasalnya ia turut serta dalam menggarap Akatsuki no Yona, Tokyo Ghoul, dan The Last -Naruto. Judul-judul anime yang mengesankan, bukan? 



Namun saat Thurlow sampai di Jepang, ia tidak serta merta bekerja sebagai animator. Sebagai seseorang dengan bahasa utama Inggris, ia sempat ditolak dari berbagai studio animasi dengan alasan keterbatasan bahasa dan Visa.

Setelah mempelajari bahasa Jepang yang cukup demi berkomunikasi dalam pekerjaannya, Thurlow pun diterima bekerja di studio Pierrot yang terhitung sebagai studio yang tidak terlalu besar.

contoh adegan anime yang digambar Henry Thurlow

Mengenai kesehariannya, Thurlow menyatakan bahwa industri anime merupakan industri yang keras, bahkan untuk standar Jepang yang terkenal dengan budaya gila kerja. Orang-orang bekerja terlalu keras sehingga banyak di antara mereka yang sampai muntah-muntah.

Deadline ada setiap jam. Minggu paling santai terhitung memiliki jam kerja 10 jam per hari selama 6 hari per minggu. Di Pierrot, Thurlow dibayar US$2 hingga US$4 per gambar atau setara dengan Rp 26 ribu hingga Rp 52 ribu dan secara rata-rata ia mendapat US$ 40 per hari  atau setara Rp 520 ribu. Artinya dalam satu bulan, Thurlow mendapat penghasilan US$ 1000 atau setara Rp 1,3juta.

Bagi Thurlow, bekerja di industri 'sadis' ini membuatnya hidup menderita. Namun memang, dari sisi kesenangan, ia puas dengan apa yang dikerjakannya. (Indy/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.