Sukses

Aksi Jual Investor Asing Bikin IHSG Merosot 13 Poin

Ada sebanyak 158 saham berada di zona merah sehingga menekan indeks saham ke level 5.426,46 pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Aksi jual investor asing telah menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (13/3/2015), IHSG melemah 13,36 poin (0,25 persen) ke level 5.426,46. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,29 persen ke level 942,34. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,17 persen ke level 713,05.

Ada sebanyak 158 saham berada di zona merah sehingga menekan indeks saham. Akan tetapi, 124 saham menghijau sehingga menahan pelemahan indeks saham. Namun, 88 saham lainnya diam di tempat.

Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.462,58 dan terendah 5.429,80. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 230.233 kali dengan volume perdagangan saham 5,19 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,17 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perkebunan naik 0,10 persen, sektor saham konstruksi mendaki 0,02 persen, dan sektor saham infrastruktur menguat 0,28 persen.

Sementara itu, sektor saham melemah antara lain sektor saham industri dasar turun 1,02 persen, sektor saham manufaktur tergelincir 0,44 persen, dan sektor saham keuangan melemah 0,40 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 500 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 400 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham GJTL naik 3,59 persen ke level Rp 1.300 per saham, saham MPPA menguat 3,1 persen ke level Rp 4.330 per saham, dan saham SMRA naik 2,47 persen ke level Rp 1.660 per saham.

Saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham SIAP turun 2,36 persen ke level Rp 373 per saham, saham ELSA melemah 1,75 persen ke level Rp 560 per saham, dan saham WIKA merosot 1,45 persen ke level Rp 3.405 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, IHSG cenderung variatif didorong pelaku pasar menanti sentimen baru. Paket kebijakan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) diharapkan dapat mengangkat indeks saham. Akan tetapi, pelaku pasar asing cenderung melakukan aksi jual sehingga membuat IHSG berada di teritori negatif.

"Pelaku pasar sedang berhadap untuk paket kebijakan ekonomi Jokowi," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, saat ini belum ada sinyal cukup kuat dari bursa regional juga mempengaruhi laju IHSG. Bursa saham Asia cenderung variatif pada hari ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,7 persen. Penguatan indeks saham diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 0,4 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,7 persen.

Lali diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,9 persen. Sedangkan indeks saham Australia melemah 0,6 persen dan indeks saham Mumbai tergelincir 0,4 persen. Indeks saham Taipei mendatar. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.