Sukses

Selain Dolar, 'Penyakit' Ekonomi Ini Juga Bikin Rupiah Terkapar

Di dalam negeri terdapat sebuah 'penyakit' meradang yang melanda rupiah selama bertahun-tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Keperkasaan dolar terus melemahkan sebagian besar mata uang dunia termasuk rupiah saat ini. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Suharso Monoarfa menjelaskan, selain faktor eksternal, di dalam negeri terdapat sebuah 'penyakit' meradang yang melanda rupiah selama bertahun-tahun.

"Defisit transaksi berjalan kita saat ini bermasalah. Diperlukan sederet insentif pemerintah untuk mengendalikan pasar, dan itu yang saat ini tengan dinanti pasar," terangnya dalam diskusi bertajuk 'Hanya Bisa Pasrah Dengan Tertekannya Rupiah?' di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).

Berbicara faktor eksternal yang melemahkan rupiah, Suharso menjelaskan, itu akan mampu diatasi jika faktor fundamental di dalam negeri tak bermasalah. Sayangnya, sejak orde baru, masalah defisit transaksi berjalan terjadi hampir di setiap pemerintahan termasuk saat ini di bawah kuasa Presiden Joko Widodo.

"Konstruksi atau struktur ekonomi Indonesia tidak menunjukkan perubahan signifikan. Ekspor yang lebih rendah dari impor terus memicu terjadinya defisit transaksi berjalan karna belanja konsumsi yang lebih besar," terangnya.

Menurutnya, percuma jika menjadi negara menengah yang kuat tapi tak bisa memanfaatkan produksi di dalam negeri dan terus membeli dari negara lain. Artinya, saat terjadi gangguan dari luar, perekonomian Indonesia menjadi sangat rentan terhadap pelarian dana asing.

Dia menjelaskan, di era pemerintahan Soeharto terdapat kebijakan substitusi impor yang sayangnya tidak diterapkan hingga saat ini.

"Di zaman Soeharto, ada kebijakan subtitusi impor pada produk-produk yang rakus devisa. Lalu cari rising star untuk menutupi itu, tapi kebijakan ini tidak berlanjut," pungkasnya. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini