Harga Beras Turun, Tapi Belum Normal

Harga Beras Kian Melonjak — Pekerja menimbang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah naik cukup tinggi pada bulan lalu, harga beras di pasar tradisional Jakarta mengalami penurunan secara bertahap. Namun memang, meskipun telah turun, harga beras belum kembali ke level normal.

Salah seorang pedagang di pasar tradisional Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Adi (26) menjelaskan, harga beras mengalami penuruan di kisaran Rp 500 per kilogram (kg) hingga Rp 1.000 per kg.

"Sekarang yang biasa harganya Rp 7.500 per kg. Kemarin sempat Rp 8.000 per kg. Sebelum Rp 8.000 itu Rp 6.800 per kg. Sekarang baru turun dikit," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (16/3/2015).

Adi melanjutkan, penurunan harga terjadi pada semua jenis beras baik kualitas standar maupun super. Untuk beras jenis Kurma atau kualitas super yang sebelumnya berada di level Rp 11 ribu per kg, kini telah turun menjadi Rp 10.500 per kg. "Memang ada yang turun Rp 1.000 per kg. Ada yang turun Rp 500 per kg, "lanjutnya.

Selama ini, mahalnya harga beras menjadi keluhan para pelanggan. Banyak yang menyangka bahwa pedagang melakukan permainan harga dengan menimbun. Padahal, menurut Adi, saat mengambil barang dari pasar induk juga telah naik.

Bahkan, Adi sempat mendapat inspeksi mendadak dari Dinas Perdagangan Daerah dan pejabat kelurahan untuk memastikan bahwa harga beras tidak mengalami lonjakan yang cukup tinggi. "Bu Lurah itu yang baju-baju coklat sampai ke sini ngecek harga beras di sini," terangnya.

Pedagang lain, Dayat (24) mengakui harga beras memang sempat meroket. Akan tetapi, dia mengatakan kenaikan harga beras tidak diikuti kenaikan harga komoditas lain. "Minyak Rp 11 ribu per kg. Telur masih Rp 17 ribu per kg," tandasnya.

Berikut pantauan harga dari Liputan6.com: