Sukses

Hadapi The Fed, Bank Sentral di Asia Siapkan Tameng

Selama sepekan ini, pasar keuangan di Asia akan menghadapi volatilitas yang lebih dalam dan kejutan dari beberapa bank sentral.

Liputan6.com, New York - Pekan lalu, pasar keuangan negara-negara di Asia mulai bergejolak di tengah spekulasi agenda Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan. Pada pekan lalu, Bank Sentral Korea Selatan dan Bank Sentral Thailand telah mengumumkan pemangkasan suku bunga. tentu saja, langkah tersebut cukup mengejutkan pasar.

Mengutip laman CNBC, Senin (16/3/2015), selama sepekan ini, pasar keuangan di Asia dapat menghadapi volatilitas yang lebih dalam karena adanya aksi-aksi bank sentral yang penuh kejutan.

Data ekonomi Amerika Serikat yang bervariasi seperti data tenaga kerja yang menguat namun penjualan ritel yang tampak tak terlalu baik mengirimkan sinyal beragam tentang kapan waktu yang tepat bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya.

Dalam dua hari ini, The Fed akan menggelar pertemuan mengenai kebijakan suku bunga. Para analis berharap The Fed segera memberikan agenda konkrit soal kebijakannya tersebut tahun ini.

"Sepertinya The Fed akan mengubah pernyataannya. The Fed akan mengganti kata `sabar` dan memberikan sinyal yang lebih jelas tentang kapan suku bunga naik," ujar analis pasar uang HSBC, Dominic Bunning.

Saat ini, HSBC masih belum mengubah estimasi kenaikan suku bunga The Fed yaitu tetap akan dilakukan pada September. Pasalnya, masih terdapat beberapa data yang mengecewakan.

Pekan ini, Bank Sentral Jepang juga akan menentukan kebijakan moneternya. Sementara Bank Sentral Jepang diprediksi mengelola laju pengguliran dana stimulusnya, Indonesia juga tampaknya akan memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini.

Bulan lalu, BI mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. BI memanfaatkan pelemahan harga minyak dalam inflasi yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Inflasi bergerak melemah lantaran harga minyak murah sementara posisi eksternal Indonesia masih kuat berkat dana masuk. BI tampaknya tak terlalu cemas dengan depresiasi rupiah karena dapat mendongkrak ekspor," tutur para analis di Moody's Analytics.

Bank-bank sentral di Asia akan sibuk pekan ini. India juga kemungkinan akan memangkas suku bunganya satu kali lagi guna mendorong investasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Sementara itu ekspor non-domestik Singapura untuk Februari dijadwalkan pada Selasa ini. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.