Sukses

Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,2%

Pemerintah dinilai harus menghapus hambatan administratif terhadap belanja dan dongkrak pendapatan untuk capai target pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus melakukan berbagai gebrakan di bidang ekonomi sejak akhir tahun lalu guna menggenjot pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga mencapai level 7 persen.

Sayangnya, Lead Economist of World Bank Ndiame Diop mengatakan, reformasi pemerintahan Jokowi masih jauh dari kenyataan.
Bahkan butuh kerja dan upaya yang sangat keras bagi Indonesia untuk bisa tumbuh hingga level 5,5 persen tahun ini.

"Kami memperkirakan pertumbuhan PDB tahun 2015 akan mencapai 5,2 persen dan meningkat tipis menjadi 5,5 persen pada 2016, tak berubah dari proyeksi akhir tahun lalu," tutur Diop saat menyampaikan presentasinya di acara Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Dia nenjelaskan, pemerintah telah menunjukkan sejumlah kebijakan ambisius seperti reformasi dalam subsidi bahan bakar minyak (BBM), pengalihan alokasi besar-besaran ke sektor infrastruktur, serta mempermudah izin investasi dengan mendirikan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di BKPM sejak awal tahun.

Namun pemerintah harus menyadari reformasi tersebut belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia karena masih harus mengatasi hambatan administratif terhadap belanja dan meningkatkan kinerja pendapatan secara drastis.

"Pemerintah harus meningkatkan fokus secara signifikan dan konsisten terhadap berbagai aksi reformasi mengingat saat ini terdapat sejumlah hambatan besar yang menghadang termasuk perlambatan ekonomi China dan penguatan dolar," terang Diop.

Diop menjelaskan, harga komoditas dunia yang rendah telah menekan penerimaan ekspor Indonesia dan membuat defisit neraca berjalan tetap berada di kisaran 3 persen terhadap PDB tahun ini.  Meski memang harga minyak dunia turun juga berdampak positif karena impor lebih murah.

"Sayangnya harga minyak dunia yang lebih rendah membebani penerimaan ekspor Indonesia yang berasal dari gas alam dan menghambat perbaikan defisit neraca berjalan," kata Diop.

Tak hanya itu, Diop juga membahas harga beras yang naik cukup drastis dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan laju peningkatan harga beras melaju lebih cepat dari harga beras dunia.

Tentu saja kondisi ini cukup berpengaruh negatif mengingat sebagian besar penduduk Indonesia adalah konsumen beras. Berdasarkan sejumlah risiko dan hambatan yang terjadi baik dari dalam maupun luar negeri, Diop memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh moderat di level 5,2 persen tahun ini. (Sis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana ekonomi mulai tumbuh dan mengalami perkembangan.

    Pertumbuhan Ekonomi

  • Presiden Jokowi hibur anak-anak dengan atraksi sulap di peringatan Hari Anak Nasional, di Pekanbaru, Riau.
    Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

    Jokowi