Sukses

Rupiah Melemah, Harga Sepeda Motor Belum Naik

Pada periode Januari-Februari 2015, penjualan sepeda motor sudah mengalami penurunan antara 7 persen hingga 8 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Industri kendaraan roda dua dalam negeri menyatakan belum akan menaikan harga jual sepeda motor meski rupiah terus mengalami pelemahan.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata mengatakan, saat ini industri masih melakukan kajian sebelum memutuskan untuk menaikan harga jual sepeda motor.

"Kalau tidak terpaksa, tidak akan kami naikan. Karena tanpa dinaikan saja sudah (penjualan) bermasalah," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Kamis (19/3/2015).

Dia mengungkapkan, pada periode Januari-Februari 2015, penjualan sepeda motor sudah mengalami penurunan antara 7 persen hingga 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Karena itu juga menyangkut daya beli. Sekarang daya beli sudah jeblok karena pengaruh BBM, sudah turun 7 persen sampai 8 persen. Ini tambah beban lagi," lanjutnya.

Dia mengungkapkan, meski ketergantungan terhadap bahan baku impor hanya sebesar 15 persen, namun porsi bahan baku terhadap biaya produksi mencapai 90 persen. Sehingga pelemahan rupiah dinilai cukup mempengaruhi industri kendaraan roda dua di dalam negeri.



"Kami 15 persen bahan baku masih tergantung impor bahan baku. Tapi 80 persen sampai 90 persen biaya produksi itu dari bahan baku," katanya.

Untuk menjaga harga jual sepeda motor, Gunadi menyatakan bahwa industri terpaksa mencari siasat agar  penguatan dolar ini bisa terserap, salah satunya dengan melakukan efisiensi.

"Juga kita minta bagaimana pemerintah melaksanakan pekerjaan rumahnya untuk menurunkan biaya ekonomi yang tinggi, misalnya menghapuskan anti dumping baja. Padahal baja untuk kendaraan tidak diproduksi di dalam negeri tapi kenapa harus dikenakan anti dumping. Ini menimbulkan dampak karena proses produki jadi lama, prosedur ini bisa berminggu-minggu," jelasnya.

Selain itu, industri juga berusaha untuk mencari sumber bahan baku lain yang tidak terlalu terpengaruh nilai tukar. Meski demikian, jika pelemahan ini terus terjadi, Gunadi mengungkapkan bukan tidak mungkin industri sepeda motor menaikan harga jual produknya.

"Kalau dolarnya naik terus bisa jadi harganya naik. Tapi kenaikan sendiri kami harapkan buka cara untuk menanggulangi masalah di nilai tukar. Kita harapkan nilai tukar bisa stabil. Meski antara rupiah dan dolar terdepresiasi, tapi antara rupiah dan euro kan terapresiasi," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.