Sukses

Uang Bukan Masalah bagi Wanita Karir di Pakistan

Banyak tantangan menjadi wanita karir, terutama di negara yang wanitanya masih jarang bekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan kesetaraan gender di dunia kerja terus dilakukan. Demikian juga di Pakistan. Di negara tersebut sulit menemukan seorang manajer lebih sukses dari pada Maheen Rahman.

Wanita berusia 39 tahun ini sukses mengubah perusahaan aset manajemen yang merugi menjadi target akuisisi menguntungkan. Bahkan dia mampu mencetak  kinerja reksa dana saham yang tertinggi di negara tersebut.

Meski demikian, Rahman masih berjuang untuk membuktikan dia termasuk dalam industri yang didominasi oleh laki-laki, dan 21 saingannya adalah laki-laki.

"Tantangan terbesar saya adalah membangun reputasi dan kepercayaan di pasar yang menghargai rambut abu-abu dan menjadi laki-laki," ujar Rahman sebagai CEO Alfalah GHP Investment Management Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (26/3/2015)

Sejak menggalang modal tujuh tahun lalu, proyek reksa dananya mampu mendapatkan keuntungan sekitar 443 persen. Pencapaiannya itu tidak menghindarkan Rahman dari perlakuan berbeda dari rekan kerja prianya. Bahkan ia selalu memastikan tas yang dibawanya di tempat duduknya. Bahkan Rahman menceritakan kalau ia tidak boleh terlihat genit. Bila tidak maka dianggap tidak serius.

"Setelah bertahun-tahun, saya masih rutin mendapatkan pertanyaan mengapa saya tidak hanya mendesain baju," tambah Rahman.

Posisi Rahman ke puncak perusahaan keuangan hampir tidak pernah terdengar di Pakistan dua dekade lalu. Dia berjuang mendapatkan penerimaan sesama rekan kerja terutama laki-laki. Ini menggambarkan tantangan perempuan profesional masih besar dihadapi di negara Pakistan.

Menurut data yang dikumpulkan Bank Dunia, keuntungan bagi perempuan untuk ekonomi Pakistan sekitar US$ 233 miliar belum hampir kuat. Hanya sekitar 25 persen dari populasi wanita di Pakistan yang masuk angkatan kerja, angka ini memang naik dari 22 persen pada 2008.

Bahkan di perusahaan Rahman bekerja, dia salah satu dari hanya enam perempuan di antara total staf 48 orang. Selain itu, menurut laporan Organisasi Buruh Internasional, karyawan perempuan dibayar sekitar 37 persen lebih sedikit dari pada laki-laki di Pakistan pada 2012.

"Kami memang masih cukup jauh dari tujuan kami. Jika lingkungan kerja mendukung, lebih banyak perempuan akan bersedia untuk masuk kerja," kata Khawar Mumtaz, Heads The National Commision on The Status Women.

Rahman seorang putri eksekutif Unilever Plc lulus dari Universitas Lahore pada 1997. Ia memperoleh gelar master di bidang ekonomi dan keuangan dari Warwick Business School di Inggris. Rahman memulai karirnya di sebagai analis di Merril Lynch and Co di Singapura.

Dia bergabung di BMA Capital Management, sebuah broker berbasis di Karachi, dan sebagai Kepala Riset pada 2007. Kemudian dia mengambil peran sebagai CEO di IGI Funds Ltd pada 2009.

Seperti di banyak negara, wanita di Pakistan juga diharapkan mengambil sebagian dari tanggung jawab membesarkan anak-anak. Ibu dari tiga anak ini pun membatasi kemampuannya untuk meningkatkan jaringan atau berhubungan dengan klien usai jam kerja. (Indy/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini