Sukses

ADB Yakin Target Investasi RI Rp 519,5 Triliun Tercapai

BKPM berupaya menarik investasi dari negara Amerika Serikat (AS), ASEAN, Jepang, China, Uni Eropa dan Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) memandang target investasi di Tanah Air yang dicanangkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) cukup realistis. Sesuai dengan rencana umum investasi yang telah diumumkan awal tahun, BKPM mematok target investasi sepanjang tahun ini Rp 519,5 triliun, naik 14 persen dibanding dengan tahun lalu yang tercatat Rp 456,6 triliun.

Deputy Country Director Asian Development Bank (ADB) Indonesia, Edimon Ginting menjelaskan, pertumbuhan investasi di sektor riil pada awal tahun ini memang belum terlihat. Namun, ia melihat bahwa ke depannya penanaman modal baik asing maupun dalam negeri bakal tumbuh seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan pemerintah.

"Penting di sini bahwa perbaikan kebijakan domestik tidak langsung dikenal oleh investor. Perlu ada handholding, dan kami harus jemput bola agar investasi bisa direalisasikan," ujarnya di dalam konferensi pers Asian Development Bank Outlook 2015 di Hotel Intercontinental Midplaza, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Menurut Edimon, pemerintah harus terus melakukan reformasi struktural. Langkah yang telah dilakukan selama ini seperti memangkas subsidi untuk belanja bahan bakar minyak (BBM) cukup memberikan dampak positif. Pasalnya, dana hasil pemangkasan subsidi tersebut disalurkan ke sektor yang sangat bermanfaat dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Reformasi domestik yang dilakukan pemerintah itu harus di-follow terus dan diikuti sampai tuntas hingga menghasilkan," tandasnya.

Untuk diketahui, Kepala BKPM, Franky Sibarani menyatakan, target investasi sebesar Rp 519,5 triliun terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 175,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 343,7 triliun.

"Target itu diharapkan dari industri pimer prioritas, seperti peternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, tanaman pangan senilai Rp 97,6 triliun. Industri sekunder dari manufakturing dan hilirisasi senilai Rp 211,9 triliun serta industri dan jasa, perdagangan, telekomunikasi, transportasi senilai Rp 147,1 triliun," ujar dia.

Untuk mencapai target tersebut, BKPM telah menyiapkan beberapa strategi. Pertama, BKPM tetap fokus pada sektor-sektor penting dalam mencapai target investasi tahun ini, seperti sektor kelistrikan, pertanian, maritim, industri padat karya dan industri yang berorientasi pada ekspor serta industri substitusi impor.

"Strategi kedua, menyelesaikan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dan mencari solusi atas masalah atau hambatan perusahaan PMA dan PMDN yang sudah dikerjakan dari waktu ke waktu, supaya 95 proyek di 25 provinsi bisa dipercepat realisasinya di 2015," tegas dia.

Terobosan ketiga, sambungnya, BKPM tetap berupaya menarik investasi dari negara Amerika Serikat (AS), ASEAN, Jepang, China, Uni Eropa dan Korea Selatan. "Kami akan membidik negara-negara tersebut walaupun kita tahu Jepang dan China sedang mengalami perlambatan ekonomi. Sebab Negara Asia dan AS diperkirakan akan menjadi penggerak pertumbuhan dunia di tahun ini," pungkas Franky. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini