Sukses

ADB: Pertumbuhan Ekonomi India Bakal Salip China

Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah India untuk menyingkirkan hambatan struktural yang akan meningkatkan kepercayaan investor.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Asia diperkirakan akan terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada 2015 dan 2016. Chief Ecomonist Asian Development Bank (ADB)  Shang-Jin Wei memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kawasan Asia sebesar 6,3 persen hingga tahun depan.

"Kawasan Asia yang sedang berkembang memberik kontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi global," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Dia menjelaskan, dengan membaiknya permintaan eksternal di kawasan Asia, peningkatan pertumbuhan diperkirakan terjadi di India dan sebagaian besar negara-negara di ASEAN sebagai penyeimbang bagi perlambatan pertumbuhan yang sedang terjadi di China yang merupakan perekonomian terbesar di Asia.

"Pertumbuhan China mengalami perlambatan pada 2014 seiring dengan melemahnya investasi untuk aset tetap terutama di bidang real estate. Seiring langkah pemerintah China menjalankan agenda refomasi struktural, perlambatan invetsasi diperkirakan semakin menurunkan pertumbuhan menjadi 7,2 persen pada 2015, dan 7 persen pada 2016," jelas dia.

Sedangkan pertumbuhan India diperkirakan akan melampaui China seiring berjalannya tahap awal upaya pemerintah India untuk menyingkirkan hambatan struktural yang akan meningkatkan kepercayaan investor.

Selain itu, dengan didukung permintaan eksternal yang lebih kuat, India dinilai siap tumbuh sebesar 7,8 persen pada tahun fiskal 2015 atau naik dibandingkan 2014 yang tercatat hanya 7,4 persen.

"Momentum ini diperkirakan akan semakin kuat sehingga mencapai pertumbuhan 8,2 persen pada tahun fiskal 2016, dibantu dengan pelonggaran kebijakan moneter dan peningkatan belanja modal," kata dia.

Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, ADB memproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pada tahun ini setelah melambat ke level 4,4 persen pada 2014. Pertumbuhan agregat akan kembali naik ke 4,9 persen pada 2015 dan 5,3 persen pada 2016, seiring pemulihan ekonomi di Indonesia dan Thailand.

"Sebagian besar perekonomian di sub-kawasan ini diperkirakan akan diuntungkan oleh kenaikan ekspor dan inflasi yang lebih rendah," tandasnya. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini