Sukses

Perusahaan Lepas Saham ke Publik Kurang Bergairah di Awal 2015

PT Bursa Efek Indonesia menargetkan 32 emiten dapat mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia pada 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah emiten baru yang tercatat di pasar modal masih minim menjelang akhir kuartal I 2015. Hanya dua emiten yang baru mencatatkan saham perdana dari target Bursa Efek Indonesia (BEI) sekitar 32 emiten pada 2015.

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, manajemen perusahaan memilih menggunakan laporan keuangan Desember 2014 untuk menawarkan saham perdana ke publik/initial public offering (IPO).

"Penggunaan laporan keuangan sebagian besar pakai laporan keuangan Desember sehingga tak mungkin listing kuartal I," kata dia di Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Ito memperkirakan, perusahaan akan ramai mencatatkan saham perdana pada kuartal II dan III. Hal itu didukung dari kondisi pasar modal Indonesia masih positif apalagi transaksi harian saham juga terus meningkat di awal 2015.

"Kondisinya lebih kondusif. Likuiditas transaksi lebih dari Rp 6,5 triliun per hari sampai bulan ini, " kata Ito.

Selain itu, Ito menambahkan, transaksi perdagangan saham juga lebih baik di kuartal I 2015 ketimbang periode sama tahun lalu. Transaksi perdagangan saham hanya sekitar Rp 5 triliun.

Seperti diketahui, jumlah dana yang diperoleh dari IPO mencapai Rp 9,12 triliun dari sekitar 24 emiten yang tercatat di bursa saham pada 2014. Pada kuartal I 2014, total dana yang diraup dari IPO mencapai Rp 785,42 miliar. Kuartal I 2015, total dana yang diraup dari IPO mencapai Rp 4,4 triliun.

Pada 13 Januari 2015, PT Bank Yudha Bhakti Tbk telah mencatatkan saham perdana. Lalu hari ini, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode emiten MIKA sebagai emiten kedua pada 2015.

Perseroan telah menawarkan 261,91 juta saham atau sekitar 18 persen dari modal disetor dan ditempatkan dengan nominal Rp 100 per saham.

Dari jumlah tersebut,  sebanyak 73,75 juta merupakan saham baru dan sekitar 189,15 juta saham biasa milik pemegang saham Lion Investments Partner B.V.

Dengan IPO perseroan menerima dana segar sekitar Rp 4,45 triliun. Total dana itu terdiri dari Rp 1,23 triliun yang berasal dari penawaran saham baru dan Rp 3,21 triliun saham divestasi milik Lion Investment Partners.

Penggunaan dana ini sebanyak 56 persen untuk rumah sakit 56 persen di Jabodetabek dan Surabaya, 20 persen untuk pembelian alat dan infrastruktur teknologi informasi, 16 persen untuk pembelian tanah, dan 8 persen ekpansi rumah sakit yang sudah ada.

Untuk aksi korporasi ini MIKA telah menunjuk PT Kresna Graha Sekurindo, PT Morgan Stanley Asia Indonesia, PT UBS Securities Indonesia, PT Deutche Securities Indonesia, dan PT CIMB Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Total saham yang dicatatkan mencapai 1,45 miliar saham di BEI. Komposisi saham yang dicatatkan terdiri dari saham pendiri Perseroan mencapai 1,19 miliar saham dan saham yang dilepas ke publik sekitar 261,91 juta saham dengan nilai nominal Rp 100.

Harga saham yang ditawarkan ke publik Rp 17.000 per saham. Dengan pencatatan dan harga saham tersebut, kapitalisasi pasar saham yang dibentuk menjadi Rp 24,73 triliun. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.