Sukses

Tembus Level 13.000 per dolar AS, Rupiah Overshoots

"Amerika juga tak senang dolar terlalu kuat," tutur salah seorang country manager bank asing.

Liputan6.com, Jakarta - Bankir menganggap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah berada di atas ambang batas normal (overshoot). Untuk mengatasinya, pemerintah dan Bank Indonesia harus melakukan intervensi  agar rupiah bisa kembali ke batas yang normal.

Sepanjang minggu kemarin, nilai tukar rupiah terus berada di kisaran Rp 13.000 per dolar AS. Bahkan pada 17 Maret 2015, rupiah sempat menyentuh Rp 13.200 per dolar AS. "Level tersebut sudah overshoot, Amerika juga tak senang dolar terlalu kuat," tutur salah seorang country manager bank asing yang beroperasi di Indonesia kepada Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (24/3/2015). Jika nilai tukar dolar AS terlalu kuat maka daya saing produk Amerika menjadi berkurang.

Menurutnya, level normal rupiah seharusnya berada di bawah Rp 13.000 per dolar AS. Oleh sebab itu, menurutnya pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk bisa meredam gejolak dalam jangka pendek. Selain itu, Bank Indonesia pun harus mengintervensi pasar agar volatilitas nilai tukar rupiah tidak terlalu besar.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi. Menurut Eric, jika dikaitkan dengan faktor fundamental, rupiah seharusnya berada di level Rp 12.800 per dolar AS hingga Rp 13.000 per dolar AS.

Pelemahan rupiah selama ini disebabkan oleh dua hal. Pertama dari luar yaitu karena membaiknya pertumbuhan ekonomi di Amerika sehingga mendorong penguatan dolar AS. Dengan perbaikan perekonomian tersebut, dana-dana yang semula ditempatkan di beberapa negara berkembang seperti Indonesia, China dan Brasil kembali pulang ke Amerika. Aliran dana tersebut membuat posisi dolar di atas angin.



Penyebab kedua datang dari dalam negeri yaitu posisi current account defisit. “Sudah menjadi pengetahuan umum di pasar keuangan, Indonesia ada masalah dengan current account defisit," jelas Eric. BI mencatat defisit transaksi berjalan pada 2014 kemarin sebesar US$ 26,2 miliar atau 2,95 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, level tersebut mengalami penurunan. Di 2013, defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai US$ 29,1 miliar atau 3,18 persen dari  PDB.

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (24/3/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat dan berhasil ke luar dari kisaran Rp 13.000 per dolar AS. Rupiah memang dibuka menguat di level Rp 12.987 per dolar AS dari RP 13.022 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya. Hingga sore, rupiah masih berfluktuasi menguat di kisaran Rp 12.960 per dolar AS hingga Rp 13.007 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 12.972 per dolar AS. Rupiah menguat dari level Rp 13.076 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya. (Mohamad Teguh)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini