Sukses

IHSG Dibuka Melemah Tersengat Sentimen Regional

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.451 kali dengan volume perdagangan saham 127,58 juta saham.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada pembukaan pagi ini. Hal itu mengikuti gerak bursa saham regional yaitu bursa Amerika dan bursa Asia.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (25/3/2015), IHSG turun 9,91 poin (0,18 persen) ke level 5.437,74. Indeks saham LQ45 turun 0,27 persen ke level 945,30. Seluruh indeks saham acuan berada di zona merah pada pagi ini.

Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG melemah lebih dalam sebesar 13,12 poin (0,24 persen) ke level 5.435,94. Indeks saham LQ45 juga masih berada di zona merah dengan melemah 0,33 persen ke level 944,73.

Ada sebanyak 37 saham yang menghijau. Sementara itu, 61 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 60 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.451 kali dengan volume perdagangan saham 127,58 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 172,65 miliar.

Secara sektoral, sebagian sektor saham di zona merah pagi ini kecuali sektor saham aneka industri yang menguat 0,07 persen. Sektor barang konsumsi mengalami penurunan terbesar yaitu 0,51 persen, dan sektor saham konstruksi menyulul di posisi kedua dengan tergelincir 0,46 persen.

Investor asing cenderung melakukan aksi jual pada perdagangan pagi ini. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 9 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 9 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain UNIT naik 8,93 persen ke level Rp 317 per saham, saham RMBA mendaki 7,14 persen ke level Rp 600 per saham, dan saham SRIL naik 4,88 persen ke level Rp 258 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham MEGA turun 11,11 persen ke level Rp 2.200 per saham, saham BNGA melemah 3,85 persen ke level Rp 770 per saham, dan saham BRMS merosot 3,70 persen ke level Rp 156 per saham.

Analis BNI Securities, Ankga Adiwirasta memperkirakan, indeks bursa saham Indonesia diprediksi bergerak mix dengan kecenderungan melemah. Sentimen yang menjadi penekan indeks adalah sentimen dari luar. Indeks Dow Jones pada perdagangan Selasa kemarin (24/03/2015) ditutup melemah 0,58 persen ke level 18.011,14 sementara indeks S&P 500 ditutup melemah 0,61 persen ke level 2.091,50.

Indeks saham di Amerika tersebut melemah setelah penguatan yang kembali terjadi pada mata uang dolar AS, serta data dari inflasi dan penjualan rumah yang menunjukkan perekonomian AS semakin membaik. "Dengan baiknya data ekonomi ini memunculkan spekulasi kenaikan suku bunga akan lebih cepat," jelasnya.

Sementara itu bursa Asia pada pagi hari ini dibuka dalam teritori negatif. Indeks Nikkei dibuka melemah 0,04 persen ke level 19.704,79. Pasar melemah seiring penguatan yang terjadi pada mata uang yen Jepang. Nilai tukar yen terhadap dolar AS menguat ke level 119,75 yang menjadi katalis negatif terhadap produk ekspor Jepang.

"Sentimen dari pelemahan bursa Global dan Asia diprediksi berpengaruh terhadap Indeks IHSG. Namun demikian potensi pergerakan IHSG diprediksi masih dalam kecenderungan mix,' tambahnya.

Indeks diprediksi akan berada di rentang 5.435-5.470 dengan support di level 5.435, dengan saham pilihan diantaranya BMRI, BBNI, BBTN, BSDE, LPKR, JSMR. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini