Sukses

Rupiah Melemah Tipis Sambut Akhir Pekan

Nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.025-13.089 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak melemah tipis pada perdagangan menjelang akhir pekan ini. Permintaan dolar Amerika Serikat (AS) meningkat seiring pembayaran dividen dan data klaim pengangguran AS membaik memberikan sentimen negatif untuk rupiah.

Berdasarkan data valuta asing Bloomberg, Jumat (27/3/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah ditutup di level 13.065 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.025-13.089 per dolar. Rupiah juga dibuka melemah tipis 8 poin di level 13.025 per dolar AS dari penutupan Kamis 26 Maret 2015 di kisaran 13.017.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan pelemahan. Rupiah melemah dari 13.003 pada perdagangan sebelumnya menjadi 13.064 per dolar AS.

Ekonom BCA, David Sumual menuturkan, pergerakan rupiah melemah dengan kecenderungan mendatar. Saat ini belum terlalu banyak sentimen dari dalam negeri, dan lebih banyak dipengaruhi sentimen eksternal.

"Data klaim pengangguran AS sekitar 2,7 juta sesuai ekspektasi sehingga berita ini positif untuk penguatan dolar AS. Hal itu berpengaruh ke rupiah yang negatif tapi cenderung flat," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, David mengatakan, pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve mengenai suku bunga AS yang harus dinaikkan karena telah berada di posisi rendah dalam cukup lama juga memberikan sentimen ke pasar. Ia menambahkan, permintaan dolar menjelang akhir bulan mempengaruhi rupiah tetapi tidak signifikan. Permintaan dolar AS meningkat ini untuk membayar dividen dan kebutuhan para importir.

Meski demikian, ada sentimen positif untuk penguatan rupiah. David mengatakan, kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jepang dan China dapat membantu rupiah. Ada rencana investasi dari Jepang dan China akan memperkuat rupiah.

David memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS  masih melemah tipis pada pekan depan. Pelaku pasar cenderung menunggu rilis data inflasi Indonesia di awal April.

Ia memperkirakan, inflasi akan terjadi pada Maret 2015 karena nilai tukar rupiah tertekan, ditambah harga beras masih tinggi, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Inflasi Maret sekitar 0,1 persen-0,2 persen," kata David. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.