Sukses

Cuaca Panas Bikin Warga Ogah Matikan AC Saat Earth Hour 2015

Program Earth Hour yang digelar pada Sabtu 28 Maret 2015 kurang berpengaruh pada penurunan beban pemakaian listrik pelanggan.

Liputan6.com, Jakarta - Program Earth Hour yang digelar pada Sabtu 28 Maret 2015 pukul 20.30 - 21.30 waktu setempat secara umum kurang berpengaruh pada penurunan beban pemakaian listrik pelanggan. Hanya beberapa daerah seperti Jakarta, Jawa Barat dan beberapa kota lain yang bebannya turun kecil. Secara umum beban justru naik sedikit saat Earth Hour.

Hal ini diperkirakan pengaruh faktor cuaca, dimana pada saat perayaan Earth Hour di beberapa daerah cuaca cukup panas sehingga mendorong orang untuk menyalakan pendingin udara (AC).

Pada rumah tangga dan gedung, AC memang mengkonsumsi listrik relatif besar dibanding lampu dan alat elektronik lain. Di samping itu hal ini juga mengindikasikan bahwa partisipasi masyarakat untuk mengikuti program ini masih relatif rendah.

"PLN mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pelanggan dan warga masyarakat yang telah berpartisipasi secara aktif pada program ini," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto dalam keterangannya, Minggu (29/3/2015).

PLN mencatat beban listrik Jakarta pada Sabtu 28 Maret 2015 jam 21.00 WIB sebesar 3.322 Mega Watt (MW) atau turun 165 MW (4.73 %) dibanding beban pada hari Sabtu 14 Maret 2015 pada jam yang sama yang sebesar 3.487 MW. Sementara beban listrik di Jawa Barat tadi malam jam 21.00 WIB sebesar 4.072 MW atau turun 19 MW (0,22 persen) dibanding beban pada Sabtu, 14 Maret 2015, jam yang sama yang sebesar 4.091 MW.

Di sistem kelistrikan Jawa Madura Bali (Jamali) tadi malam beban justru cenderung naik. Beban Jamali 28 Maret 2015 jam 21.00 WIB sebesar 19.680 Mega Watt (MW) atau naik 385 MW (1,99 persen) dibanding beban pada jam yang sama pada Sabtu, 14 Maret 2015, yang sebesar 19.295 MW. Sebagai catatan, pada saat perayaan Earth Hour tahun lalu beban listrik di Jamali turun sebesar 509 MW.

Sementara beban listrik di Sumatera pada 28 Maret 2015 jam 21.00 WIB sebesar 4.218 MW atau naik 34 MW (1,52 persen) dibanding beban pada jam yang sama pada Sabtu, 14 Maret 2015, yang sebesar 4.184 MW. Perbandingan sengaja dengan beban pada hari yang sama dua minggu lalu karena pada Sabtu 21 Maret 2015 ada perayaan Nyepi yang juga mempengaruhi beban listrik.
 
Earth Hour (Jam Bumi) adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim.

Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan.Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008. Earth Hour 2015 dilaksanakan pada 28 Maret 2015 pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat.

PLN senantiasa mendorong pelanggan untuk menggunakan listrik secara hemat sesuai kebutuhan, tidak hanya saat perayaan Earth Hour namun menjadikan perilaku hemat listrik sebagai budaya sehari-hari.

"Hemat listrik tidak akan mengurangi kenyamanan kita. Dengan berhemat listrik maka biaya rekening listrik akan turun dan kita juga turut berpartisipasi dalam mengurangi pemanasan global," jelasnya.

Beberapa contoh hemat listrik yang tidak mengurangi kenyamanan misalnya, menggunakan AC yang dilengkapi timer sehingga bisa mengatur lama waktu penggunaannya, menggunakan lampu dan alat elektronik yang hemat energi, mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak digunakan, menggunakan bak penampung air supaya pompa air tidak sering mati nyala dan lain-lain. (Ndw)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini