Sukses

Jepang & Tiongkok Berebut Proyek Kereta Super Cepat RI

Proyek kereta super cepat membutuhkan studi lebih lanjut. Studi ini akan digarap dengan bantuan pemerintah Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani 8 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Presiden Tiongkok Ci Jinping, salah satu yang disepakati pembangunan kereta super cepat Jakarta-Bandung.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, proyek kereta super cepat (high speed railways/HSR) membutuhkan studi lebih lanjut. Studi ini akan digarap dengan bantuan pemerintah Tiongkok.

"Butuh studi lebih lanjut terhadap implementasi kereta super cepat Jakarta-Bandung, karena MoU sudah ditandatangani," ungkap dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Presiden Jokowi, tambah Sofyan, akan memutuskan pembangunan proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung pada tahun ini. Sebelumnya pemerintah Jepang telah menggarap studi proyek tersebut di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Komitmennya tahun ini, tapi nanti kita akan lihat studi mana yang lebih cepat, lebih mudah dan yang kita butuhkan bagi Republik ini. Apakah teknologinya pakai punya Tiongkok atau Jepang," terangnya.

Sofyan mengaku, pemerintah belum menghitung nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek tersebut. Namun diharapkan studi bisa selesai dalam waktu secepatnya dan dalam waktu depan diputuskan siapa yang akan membangun kereta super cepat Jakarta-Bandung.  (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini