Sukses

Listrik Jadi Kebutuhan Mewah di Wilayah Penghasil Gas

Bupati Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola menuturkan, listrik mengalir di wilayahnya hanya enam jam sehingga jadi kebutuhan mewah.

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah penghasil gas tak menjamin daerah tersebut memiliki kecukupan energi. Hal ini terjadi di kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Bupati  Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola mengatakan, listrik yang mengalir  di wilayahnya hanya 6 jam. Hal tersebut disebabkan pasokan kurang untuk memenuhi kebutuhan listrik.

"Listrik hanya 6 jam, listrik jadi kebutuhan mewah. Kami bangun jaringan pakai APBD tapi tidak ada listriknya," kata Zumi, seperti dikutip di Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Zumi mengungkapkan, krisis listrik bertambah ironis, karena kondisi tersebut terjadi pada wilayah yang menjadi sumber penghasil gas yang juga dapat membangkitkan listrik.

"Kami penghasil gas, tapi sungguh sangat ironis listriknya langka. Kami minta Pak Menteri ESDM membuat kebijakan," tutur Zumi.

Zumi menuturkan, saat ini wilayahnya hanya dipasok listrik 21 Mega Watt (MW). Kebutuhan tersebut meningkat menjadi 30 MW pada 2016. Kemudian kebutuhan itu akan meningkat menjadi 600 MW pada 2022, namun ia khawatir melihat kondisi kelistrikan saat ini di wilayahnya.

"Kebutuhan listrik sekitar 600 MW pada 2022. Kebutuhan itu untuk bangun pelabuhan internasional. Tanjung Jabung Timur meminta pasokan gas 5 MMSCFD menghasilkan 80 MW," pungkasnya.

Pemerintah memang tak berdiam diri untuk mengatasi krisis listrik. Hal ini ditunjukkan dari program pembangkit listrik 35 ribu mega watt (MW) yang harus rampung selama lima tahun. Proyek ini diharapkan bisa mengimbangi permintaan pasokan listrik di Tanah Air.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menuturkan, program proyek listrik 35 ribu MW dikerjakan PT PLN (Persero) dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).

"Karena proyek sebesar itu tidak mungkin PLN mengerjakan sendiri. Sudah dinyatakan di depan fokus PLN hanya ditransmisi, oleh karena itu kerjakanlah paling banyak 10 ribu MW. 25 ribu di antaranya akan diserahkan kepada swasta," kata Sudirman.

Kini perkembangan proyek 35 ribu MW tersebut dalam proses perencanaan 14.700 MW, dalam proses procurement 13.500 MW, dan yang sedang dalam pembangunan 7.400 MW. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.