Sukses

Rilis Data Ekonomi AS Membaik, Rupiah Loyo

Berdasarkan data valuta asing Bloomberg, rupiah bergerak di kisaran 13.079-13.104 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi spekulasi beli dolar di pasar membuat nilai tukar rupiah kembali melemah tipis pada Selasa pekan ini. Selain itu, mata uang dolar Amerika Serikat (AS) juga cenderung menguat terhadap mata uang utama lainnya.

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (31/3/2015) menunjukkan rupiah berada di level 13.096 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 11.13 waktu Jakarta. Rupiah dibuka melemah 5 poin ke level 13.080 pada perdagangan hari ini. Kemarin Senin 30 Maret 2015, nilai tukar rupiah ditutup di level 13.075 per dolar AS. Saat ini, rupiah bergerak di kisaran 13.079-13.104 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menguat tipis ke level 13.084 dari periode Senin 30 Maret 2015 di level 13.086.

Analis pasar uang PT BRI Syariah Tbk, Rahmat Wibisono menuturkan, laju rupiah cenderung bergerak tipis. Pergerakan rupiah cenderung dipengaruhi aksi spekulasi ketimbang fundamental.

"Spekulasi memang mereda tetapi tekanan terhadap rupiah masih cukup kuat. Apalagi mata uang utama lainnya juga cenderung melemah terhadap dolar AS," ujar Rahmat saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk meredam spekulasi itu, Rahmat mengatakan, perlu ada pernyataan dari pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga kestabilan rupiah. Rahmat memperkirakan, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 12.990-13.120 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Dolar AS menguat terhadap sebagian mata uang utama setelah membukukan reli terbesar dalam satu hari terhadap yen dan dolar Australia. Trader menilai, penguatan dolar AS karena akhir bulan sehingga kebutuhan dolar meningkat dan arus dana di akhir kuartal I 2015.

Penguatan dolar itu juga ditopang dari pernyataan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen mengenai kenaikan suku bunga tetap dilakukan pada tahun ini. Selain itu, rilis data ekonomi AS membaik juga mendukung penguatan dolar AS. Data penjualan rumah AS naik, sementara itu, inflasi inti naik menjadi 1,4 persen hingga Februari.

"Reli tampak mengesankan, dan ini memberikan tawaran menggoda terhadap dolar dengan yen. Akan tetapi, turnover tidak mengesankan," tulis laporan analis CitiFX, seperti dikutip dari Reuters. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini