Sukses

Pengusaha Cemas Pelemahan Rupiah Berujung PHK

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dikhawatirkan mengancam ribuan buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Liputan6.com, Semarang - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi akhir-akhir ini dikhawatirkan mengancam ribuan buruh terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi, penguatan dolar AS berdampak langsung pada semakin tingginya ongkos produksi industri dalam negeri. Selain itu, industri juga harus membayar ribuan tenaga kerja.

"Jika pelemahan rupiah terus terjadi maka pengusaha akan kesulitan membayar para tenaga kerja, dengan demikian kondisi tersebut bisa berdampak pada pemecatan tenaga kerja," kata Frans Kongi, Selasa (31/3/2015).

Menurut Kongi, anggapan penguatan dolar akan membuat sektor industri bahkan yang pangsa pasarnya ekspor menikmati omzet yang lebih besar adalah keliru.

Dia mengungkapkan jika pelemahan mata uang rupiah terus terjadi maka akan berakibat pada kerugian yang semakin besar bagi sektor industri. Kondisi tersebut tidak lepas dari besarnya ketergantungan industri lokal terhadap bahan baku impor.

"Beberapa bahan baku untuk industri dalam negeri yang masih diimpor di antaranya besi, baja, dan bahan baku untuk tekstil," kata Frans Kongi.

Dalam hitungan Apindo, dalam setiap proses produksi terdapat 60-70 persen bahan baku yang digunakan masih harus impor. Selain bahan baku, menurutnya, mesin-mesin pabrikan pun juga harus didatangkan dari luar negeri.

"Kita berharap ada langkah konkrit menstabilkan kondisi rupiah seperti yang terjadi beberapa bulan lalu, yaitu di kisaran Rp 11 ribu-Rp 12ribu. Paling tidak kondisi rupiah tidak lagi fluktuatif karena ini akan sangat meresahkan bagi para pengusaha terutama yang produksinya masih tergantung dengan negara asing," kata Frans Kongi. (Edhie/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.