Sukses

Harga Minyak Turun di Tengah Negosiasi Nuklir Iran

Iran dan enam negara lain tengah menguraikan unsur-unsur utama dari kesepakatan yang menghambat negosiasi program nuklir negara ini.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia jatuh seiring kemungkinan terjadinya kesepakatan mengenai program nuklir Iran, meningkatkan kemungkinan peningkatan ekspor minyak mentah negara tersebut.

Melansir laman Wall Street Journal, harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Mei turun US$ 1,08, atau 2,2 persen menjadi US$ 47,60 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga turun 4,3 persen secara bulanan dan 11 persen di kuartal ini.

Brent, patokan global, meluncur turun US$ 1,18 atau 2,1 persen ke posisi US$ 55,11 per barel di ICE Futures Europe. Harga membukukan kerugian bulanan 12 persen dan 3,9 persen kerugian kuartalan. Kedua benchmark harga itu jatuh untuk kuartal ketiga berturut-turut.

Selasa adalah batas waktu untuk Iran dan enam negara lainnya untuk menguraikan unsur-unsur utama dari kesepakatan yang menghambat program nuklir Iran dalam pertukaran untuk mengangkat sanksi internasional.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihak membuat kemajuan yang cukup untuk mendapat tinggal di pembicaraan sampai Rabu, batas waktu untuk kesepakatan akhir adalah akhir Juni.

Iran, yang memiliki 10 persen cadangan minyak mentah dunia, telah melihat produksi dan kapasitas ekspor tajam dibatasi oleh sanksi. Ekspor minyak mentahnya turun dari 2,5 juta barel per hari pada 2011 menjadi 1,1 juta barel per hari pada tahun 2013, menurut Administrasi Informasi Energi AS.

Pengamat pasar mengatakan tambahan pasokan minyak dari Iran akan membanjiri pasar yang sudah-kelebihan stok dan mendorong harga yang lebih rendah. Harga minyak telah turun lebih dari 50 persen dari pertengahan Juni karena meningkatnya produksi dan permintaan.

"Negosiasi bergerak maju-kesepakatan yang akan terjadi," kata Bill O'Grady, Kepala strategi pasar di Confluence Investment Management.

Tetapi beberapa analis memperingatkan bahwa bahkan jika kesepakatan mengenai sanksi Iran tercapai, dampak terhadap pasar minyak tidak akan langsung, dan tidak pasti seberapa cepat Iran dapat meningkatkan produksi.

"Mereka memperpanjang pembicaraan HINGGA besok, tapi itu hanya untuk mencapai garis," kata John Saucer, Wakil Presiden Penelitian dan Analisis Mobius Risk Group. (Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.