Sukses

BBM Hingga Upah Buruh Jadi Penyumbang Inflasi Maret 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi sebesar 0,17 persen pada Maret 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Badan ‎Pusat Statistik (BPS) menyebut sejumlah penyebab utama inflasi sebesar 0,17 persen pada Maret 2015. Pemicunya mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebanyak dua kali di bulan ketiga ini sampai kenaikan upah buruh bangunan.

Kepala BPS, Suryamin dalam Konferensi Pers Inflasi di kantornya, Jakarta, Rabu (1/4/2015) membeberkan beberapa penyumbang dan penghambat inflasi Maret 2015.

Penyebab utama inflasi :

1. ‎Bensin dengan andil inflasi 0,15 persen, perubahan harga di Maret 2015 terhadap Februari 2015 sebesar 4,01 persen. Penyebabnya karena penyesuaian harga minyak mentah dunia yang berpengaruh terhadap kenaikan harga BBM dua kali pada 1 Maret dan 28 Maret 2015. Kenaikan terjadi di 80 kota IHK, tertinggi di Tarakan 5 persen.

2. Bawang merah dengan andil inflasi 0,1 persen, perubahan harganya 29,05 persen karena pasokan berkurang dan curah hujan masih tinggi. Kenaikan harga terjadi di 67 kota IHK, tertinggi di Tegal sampai 115 persen dan Kudus 60 persen.

3. Beras dengan andil inflasi 0,09 persen, perubahan harga 2,24 persen. Karena pasokan sedikit dan belum ada panen raya, yang diperkirakan April ini. Terjadi kenaikan di 58 kota IHK, tertinggi di Gorontalo 15 persen, Watampone 13 persen. Jadi beras perlu dikontrol terus

4. Bahan bakar rumah dengan elpiji 12 kilogram (kg) dengan andil inflasi 0,03 persen. Perubahan harga terhadap Februari ini 1,15 persen‎. Penyebabnya kenaikan harga elpiji non subsidi mulai 1 Maret 2015 sebesar Rp 5.000 per tabung. Kenaikan harga terjadi di 60 kota IHK, tertinggi di Palopo 13 persen dan Bukit Tinggi 8 persen.

5. Rokok kretek filter dengan andil inflasi 0,02 persen, perubahan harga 0,01 persen. Terjadi akibat penyesuaian tarif cukai rokok dan biaya produksi. Kenaikan di 49 kota IHK, tertinggi di Pangkal Pinang dan Pontianak masing-masing 4 persen.

6. Upah bukan tukang mandor dengan andil 0,02 persen, perubahan harga 0,86 persen. Terjadi karena naiknya harga barang kebutuhan pokok, sehingga tukang atau buruh bangunan meminta kenaikan upah. Kenaikan terjadi pada14 kota IHK, tertinggi di Dumai 37 persen dan Cirebon 8 persen.

Penghambat inflasi :

1. Cabai merah dengan andil inflasi -0,09 persen, penurunan harga terhadap Februari 2015 sebesar 15,53 persen karena merosotnya harga akibat pasokan yang berlimpah, ada panen cabai. Penurunan harga terjadi di 58 kota IHK, tertinggi di Tanjung dan Balikpapan 23 persen, serta Sampit dan Pare-pare 21 persen.

2. Daging ayam ras dengan andil inflasi -0,08 persen, penurunan harga 6,87 persen, karena pasokan cukup banyak. Penurunan harga terjadi di 75 kota IHK.

3. Telur ayam ras dengan andil inflasi -0,07 persen, penurunan harga 8,95 persen. Harga turun di tingkat peternak dan terjadi di  81 kota IHK. Penurunan tertinggi di Mamuju 19 persen, Tegal dan Maumere 16 persen. Sementara Manado mengalami kenaikan harga 0,08 persen.

4. Ikan segar dengan andil inflasi -0,04 persen, perubahan harga 0,93 persen. Pasokan ikan cukup banyak.

5. Tomat sayur dengan andil inflasi -0,02 persen dan penurunan harga 2,7 persen. Pasokan meningkat untuk tanaman tomat. Terjadi di 59 kota, Palopo dan Gorontalo mencatatkan penurunan tertinggi masing-masing sebesar 44 persen.

6. Wortel dengan andil inflasi -0,02 persen, perubahan harga ‎15,77 persen karena banyaknya pasokan dari sentra produksi 68 kota IHK. Penurunan tertinggi di Bau-bau sampai 63 persen dan 49 persen di Bulukumba.

7. Emas perhiasan dengan andil inflasi -0,02 persen, penurunan harga 1,4 persen. Akibat penurunan harga emas internasional , terjadi di 65 kota IHK, tertinggi di Tangerang 4 persen, Pon‎tianak 8 persen.

8. Tarif listrik dengan andil inflasi -0,01 persen, perubahan harga 0,45 persen. Ada penurunan tarif untuk pengguna 3.500 VA sampai 5.500 VA, dan 6.600 VA ke atas baik prabayar maupun pasca bayar.  

9. Tarif kereta api dengan andil inflasi -0,01, perubahan harga 11,2 persen karena subsidi pemerintah untuk kereta api ekonomi. Terjadi di 16 kota IHK, tertinggi penurunan di Palembang 45 persen dan Tegal 33 persen.

"Sementara untuk pengaruh pelemahan kurs rupiah ada dampaknya ke komponen inti inflasi. Indikatornya adalah makro ekonomi seperti nilai tukar dan interest rate," ujar dia.  (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini