Sukses

Aksi Jual Pemodal Lokal Picu IHSG Merosot 51 Poin

Ada sebanyak 201 saham melemah sehingga menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 5.466

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Aksi jual pemodal lokal menekan laju IHSG.
Usai mencetak rekor baru di 5.518 pada perdagangan saham kemarin Rabu 31 Maret 2015, IHSG bergerak di zona merah pada perdagagan saham awal April 2015.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (1/4/2015), IHSG melemah 51,80 poin (0,94 persen) ke level 5.466,86. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,05 persen ke level 951,80. Seluruh indeks saham acuan kompak memerah.

Ada sebanyak 201 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 106 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Sementara itu, 80 saham lainnya diam di tempat.

Pada hari ini, IHSG berada di level tertinggi 5.524,03 dan terendah 5.454,53. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 232.187 kali dengan volume perdagangan saham 6,06 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,2 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham pertambangan naik 0,14 persen, sektor saham konstruksi mendaki 0,19 perse, dan sektor saham perdagangan menguat 0,46 persen.

Sektor saham aneka industri melemah 4,21 persen. Lalu disusul sektor saham perkebunan melemah 2,05 persen, dan sektor saham manufaktur tergelincir 1,82 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar. Sedangkan investor lokal melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 400 miliar.

Saham-saham yang menguat tajam dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham CPGT naik 33,77 persen ke level Rp 103 per saham, saham MAPI mendaki 12,38 persen ke level Rp 5.900 per saham, dan saham ASRI menguat 5,41 persen ke level Rp 585 per saham.

Sedangkan saham-saham berkapitalisasi besar menekan indeks saham. Saham-saham itu antara lain saham ASII turun 4,66 persen ke level Rp 8.175 per saham, saham BBRI tergelincir 2,07 persen ke level Rp 13.000 per saham, dan saham TRAM merosot 3,08 persen ke level Rp 63 per saham.

Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan, pelaku pasar memanfaatkan aksi ambil untung seiring bursa saham Eropa dan Amerika Serikat (AS) melemah.

Selain itu, pelaku pasar juga telah mengantisipasi rilis laporan keuangan perusahaan yang telah keluar dan sesuai harapan. Reza menambahkan, rilis inflasi Maret sebesar 0,17 persen juga telah diantisipasi pelaku pasar meski inflasi Maret ini di bawah konsensus sekitar 0,22 persen.

"Sudah tak ada lagi bahan ekspektasi pelaku pasar. Inflasi juga sudah di price in pelaku pasar jadi negatif," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Reza mengatakan, meski aksi beli investor asing mulai kembali tetapi jumlahnya belum terlalu besar. Berdasarkan data BEI, investor asing telah melakukan aksi beli Rp 5,39 triliun hingga 31 Maret 2015.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,17 persen pada Maret 2015 setelah mengalami deflasi dua bulan berturut-turut yaitu Januari sekitar -0,24 persen dan Februari sekitar -0,36 persen.

Sementara itu, bursa saham Asia cenderung variatif hari ini. Indeks saham Jepang Nikkei turun 0,3 persen. Lalu diikuti indeks saham Australia tergelincir 0,5 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,6 persen, dan indeks saham Taipei melemah 0,7 persen.

Sedangkan indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,7 persen, indeks saham Shanghai mendaki 1,3 persen, dan indeks saham Mumbai mendaki 0,1 persen. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini