Sukses

Begini Cara BI dan Pemda Bengkulu Tekan Inflasi

Inflasi Bengkulu saat ini berada satu tingkat atau satu level diatas Inflasi secara nasional, yaitu sebesar 7,49% (yoy).

Liputan6.com, Bengkulu - Guna menekan laju inflasi, pelaku ekonomi, pengambil kebijakan dan masyarakat Bengkulu diminta untuk melakukan langkah antisipatif berupa rekayasa permintaan akan barang kebutuhan pokok atau rekayasa demand.

Inflasi Bengkulu saat ini, menurut kepala perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Bambang Himawan, berada satu tingkat atau satu level diatas Inflasi secara nasional, yaitu sebesar 7,49% (yoy) sementara, inflasi nasional sebesar 6,29% (yoy).

Komoditas yang mendorong inflasi sendiri sampai dengan awal maret 2015 adalah Beras, Udang basah, dan Telur ayam Ras.

Secara teknis, kata Bambang Rekayasa demand dilakukan dengan menggerakkan masyarakat untuk mengubah pola permintaan akan beras dan menggantinya dengan bahan pangan lain seperti jagung, ubi satau sagu.

"Bagaimana masyarakat Bengkulu digerakkan untuk menekan kebutuhan akan beras, bisa saja melalui program khusus dengan menggantinya dengan jagung atau bahan makanan pokok sejenisnya," ujar Bambang di Bengkulu (4/3/2015)

Jalan lain yang bisa juga digunakan untuk menekan inflasi, dengan mengajak masyarakat untuk lebih mengoptimalkan membayar zakat melalui lembaga resmi, seperti Badan Amil Zakat (BAZ) di daerah. Tujuannya agar warga kurang mampu bisa mendapat keringanan beban hidup melalui zakat.

"Kebijakan ini harus melalui intervensi oleh pengambil kebijakan setingkat kepala daerah. gubernur, walikota dan bupati harus lebih pro aktif. Pentingnya pengendalian inflasi di daerah bertujuan  menciptakan terjaganya daya beli sehingga dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah. " lanjut Bambang.

Terpisah, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan, penyumbang terbesar Inflasi Bengkulu datang dari sektor pangan. Pihaknya mengajak masyarakat terutama kaum ibu untuk memanfaatkan pekarangan untuk menanam berbagai jenis sayuran, umbi umbian dan cabe.

"Kebutuhan pangan merupakan  penyumbang inflasi terbesar di Bengkulu. Saya menghimbau kepada masyarakat untuk memaksimalkan budidaya tanaman di pekarangan," jelas Junaidi. (Yuliardi/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.