Sukses

Mafia Serbu RI Bikin Harga Bahan Pokok Mudah Dipermainkan

Pemerintah meminta Indonesia harus berubah mengelola energi agar tidak dipermainkan mafia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengakui, Indonesia diserbu mafia di sektor minyak dan gas (migas) sampai mafia pangan. Kondisi ini memicu adanya permainan harga di Tanah Air, terlebih saat situasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).  

Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, minyak selama ini merupakan penggerak ekonomi Indonesia. Akhirnya, setiap harga BBM naik, harga kebutuhan pokok termasuk ongkos transportasi ikut terkerek naik.

"Beda dengan Eropa, jika harga minyak di sana naik, tarif transportasi tetap terjangkau karena bahan bakarnya sudah pakai energi terbarukan. Jadi kita harus berubah," ucap dia saat Diskusi Energi Kita di Jakarta, Minggu (5/4/2015).

Sebaliknya, tambah Andy, apabila harga BBM susut, harga kebutuhan pokok tak beranjak turun. "Itu karena Indonesia dikungkung oleh mafia bawang, daging, mafia migas dan mafia lain. Indonesia dipenuhi mafia," kata Andy.    

Sementara Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya W Yudha mengatakan, mafia muncul karena adanya kebutuhan impor yang tinggi. Namun mafia ini tidak mempengaruhi harga minyak, karena referensi harga jual BBM mengacu pada harga MOPS dari Singapura.

"Masalahnya siapa pelakunya (mafia)?. Maka dari itu, kita harus mulai meninggalkan energi yang impor, dan beralih ke energi murah yang tidak impor yaitu gas bumi, panas bumi, dan sebagainya," ujar dia.

Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies Marwan Batubara mencatat, impor BBM sepanjang 2011 US$ 34,28 miliar dan meningkat menjadi US$ 42 miliar pada 2014. Impor BBM diperkirakan mencapai 1 juta barel per hari.

"Impor BBM per hari Rp 1,2 triliun dan jumlahnya menjadi Rp 2 triliun setiap hari. Jadi karena masih ketergantungan impor, harganya tidak bisa suka-suka kita," cetus Marwan. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini