Sukses

Dukung Swasembada, Pemerintah Bangun Kawasan Pertanian di Papua

Dalam lima tahun ke depan, pemerintah menargetkan swasembada beras, jagung, kedelai, gula dan daging.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan swasembada pangan pada masa pemerintahannya. Swasembada tersebut dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama dalam tiga tahun ke depan untuk komoditi beras, jagung dan kedelai. Sedangkan dalam kedua dalam lima tahun ke depan untuk komoditi gula, daging dan beberapa komoditi lainnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan, untuk mendukung hal itu, pemerintah berencana akan‎ mengembangkan kawasan pertanian yang cukup luas di Indonesia Timur, tepatnya di Papua.

‎"Memang kami sedang memikirkan bagaimana bisa mengembangkan area yang besar dengan memulai membangun pertanian di sana, jadi tim sudah ke sana melalukan survei lahan," katanya di Gedung DPR RI, Senin (6/4/2015).

Dalam pengembangannya, kawasan pertanian atau yang disebut food estate ini nanti akan ditanam beberapa tanaman yang dapat hidup dalam satu kompleks.

Untuk memastikan itu, rencananya Rini dan beberapa pejabat BUMN serta Direksi perusahaan BUMN akan mengunjungi wilayah tersebut pada akhir bulan ini.

Tidak mau fokus dalam satu tempat, Rini mengaku juga melihat wilayah lain yang juga masih di Indonesia Timur untuk menjadi alternatif pengembangan untuk jenis tanaman lainnya.

‎"Kami melihat di beberapa tempat pengembangan food estate seperti di Merauke dan kami juga harus membuat alternatif-alternatif bagaimana kami bisa mencapai tujuan untuk swasembada pangan, baik di jagung, beras, kedelai, gula, kita juga harus lihat kemungkinan di beberapa tempat," papar Rini.

Mengenai skema pengembangannya, food estate itu nantinya akan membudayakan warga sekitar untuk menjadi petani sesuai dengan rencana penanaman pemerintah.

Bahkan pemerintah siap memfasilitasi pengembangan SDM untuk warga sekitar. Untuk membantu itu, akan dilibatkan beberapa perusahaan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (Persero).

"‎Kalau belum ada, kami mencoba membawa pekerja dari daerah lain, dan kita kembangkan juga agar mereka bisa bercocok tanam di sana," ujar Rini.

Sayangnya hingga saat ini Rini belum mengungkapkan berapa rencana lahan yang akan dijadikan food estate dan berapa biaya‎ yang dibutuhkan. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.