Sukses

Mau Beli Rumah? Pertimbangkan Dulu Hal Ini

Sebelum membeli rumah, pasangan muda juga harus mempertimbangkan tujuan membeli tempat tinggal.

Liputan6.com, Jakarta - Usai pesta pernikahan, pasangan muda pun menjalani kehidupan barunya. Kini pasangan muda harus memenuhi kebutuhannya sendiri termasuk rumah yang menjadi kebutuhan primer.

Rumah tak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga berlindung, berkumpul bersama keluarga, dan bahkan juga sebagai status simbol kekayaan.

Namun bagi pasangan yang baru menikah kadang masih bingung membeli rumah. Hal itu lantaran minim pengetahuan untuk membeli rumah, bagaimana menyiapkan anggarannya, dan mengajukan KPR.

Perencana Keuangan Financia Consulting, Eko Endarto menuturkan, kekhawatiran para pasangan muda ketika ingin membeli rumah yaitu tujuan pembelian rumah.

Hal itu mengingat ketika masih lajang mungkin biasa kos dan sewa rumah dekat tinggal kantor tempat bekerja. Karena itu, menurut Eko, tujuan membeli rumah juga menjadi pertimbangan pasangan muda untuk membeli rumah.

"Rumah seperti apa yang dimaukan apakah untuk investasi, rumah untuk menunjang aktivitas pekerjaan kita. Kedua hal itu berbeda. Rumah dekat sumber pekerjaan bila ingin menunjang aktivitas kerja. Kalau rumah untuk investasi di mana saja tak masalah karena rumah itu harganya naik. Pikirkan dulu tujuan beli rumah," kata Eko.

Pertimbangan lainnya, Eko mengatakan, ketika baru menikah, pasangan muda juga harus mengumpulkan down payment (DP) atau uang muka untuk membeli rumah. Sebaiknya memang 10 persen dari 100 persen penghasilan dikumpulkan untuk uang muka rumah.

"Jadi bagaimana disiapkan 10 persen penghasilan tadi minimal bukan beli rumah tetapi untuk DP rumah karena beli rumah tak akan tercapai. Harga rumah selalu tinggi dari hasil investasi, itu agak berat," kata Eko saat berbincang dengan Liputan6.com, yang ditulis Jumat (10/4/2015).

Saat ditanya mengenai berapa lama waktu ideal untuk menyicil pembelian rumah, Eko mengatakan, hal itu tak ada angka pasti. Menurut Eko, untuk pembelian rumah sebaiknya memilih kredit panjang.

"Ada yang 10 tahun ambil 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun. Kenapa? Harga rumah selalu lebih tinggi dari bunga yang dibayarkan. Jadi tidak ada istilahnya tak bicara kerugian tetapi manfaatnya lebih tinggi dibandingkan bunganya," kata Eko. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini