Sukses

Program Listrik Terangi 47 Wilayah Terluar RI Bakal Mundur

Kementerian ESDM mengharapkan teken kontrak pengadaan alat program kelistrikan untuk 47 wilayah terluar dilakukan pada April 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Program menerangi 47 wilayah terluar Indonesia diperkirakan selesai paling lama Oktober 2015. Padahal proyek tersebut ditargetkan selesai 17 Agustus 2015.

Direktur (Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan) PT PLN (Persero), Nasri Sebayang mengatakan, saat ini program 47 wilayah terluar masih dalam proses tender pengadaan mesin pembangkit listrik. Finalisasi itu diharapkan selesai pada April 2015.

"Itu sedang dalam proses pengadaan, pengadaan untuk mesin-mesin mau beli itu tidak bisa langsung karena perlu tender.  Saya kira April sudah teken kontrak, untuk 47 wilayah terluar di Indonesia. Pengadaan mesin untuk pembangkit diesel," kata Nasri, di Jakarta, Selasa (7/4/2015).

Nasri mengatakan, jika April sudah bisa teken kontrak pengadaan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) maka program tersebut bisa selesai September.

Namun, jika dilihat dari target awal perencanaan, program yang menelan anggaran Rp 1,3 triliun tersebut harus selesai saat Indonesia genap berusia 70 tahun. "Teken kontrak, kami harapkan September- Oktober selesai," ujar Nasri.

Meski proyek berkapasitas 64 Mega Watt (MW) tersebut tak seluruhnya selesai. Namun, Nasri menjamin 47 wilayah terluar Indonesia akan terang benderang saat pada 17 Agustus 2015.

"Kami harapkan Agustus sudah ada yang selesai, sudah ada yang masuk duluan. Ya itu banyak unitnya, 47 itu lokasi unitnya banyak satu persatu bisa beroperasi duluan nanti. Yang penting 47 wilayah terluas sudah ada yang bersinarlah di perbatasan," pungkas Nasri.

Sebelumnya penerangan di wilayah perbatasan akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Total kapasitas listrik PLTD yang digunakan untuk 47 wilayah terluar Indonesia sebesar 60 Mega Watt (MW).

Adapun program kelistrikan itu menelan anggaran sekitar Rp 1,3 triliun terdiri dari Rp 1 triliun untuk pembangkit dan Rp 300 miliar untuk pembangunan infrastruktur pendukung. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini