Sukses

Data Laporan Pekerjaan AS Angkat Harga Minyak Mentah Dunia

Kenaikan harga ini usai data lowongan pekerjaan AS melonjak ke posisi tertinggi dalam 14 tahun pada bulan Februari.

Liputan6.com, New York - Harga minyak berjangka dunia rally, di mana minyak mentah AS mendekati posisi tertinggi pada 2015. Ini dipicu dilansirnya data pekerjaan dan perkiraan pemerintah yang kuat dan perkiraan rendahnya pertumbuhan produksi minyak mentah AS dan permintaan global yang lebih tinggi.

Harga minyak mentah AS untuk kontrak Mei naik US$ 1,84 menjadi US$ 53,98 per barel setelah jatuh ke posisi US$ 51,17 per barel. Besaran harga ini adalah yang tertinggi sejak 17 Februari.

Sementara minyak mentah Brent Mei naik 98 sen menjadi US$ 59,10, setelah berayun dari posisi US$ 57,02 ke US$ 59,27 per barel, tertinggi sejak 26 Maret.

Kenaikan harga ini usai data lowongan pekerjaan AS melonjak ke posisi tertinggi dalam 14 tahun pada bulan Februari. Departemen Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dalam  survey bulanannya mengatakan, ini membantu menghapus kerugian awal minyak.

"Itu laporan pasti memberikan goncangan cukup kuat dan juga bagi permintaan bensin yang kuat," kata John Kilduff, Mitra Again Capital LLC di New York.

Sebuah laporan Energy Information Administration (EIA) bulanan menaikkan perkiraan dan pertumbuhan permintaan global dan perkiraan penurunan pertumbuhan produksi minyak mentah di Amerika Serikat ikut mendukung kenaikan harga minyak.

AS dan Brent berjangka sebelumnya mengupas keuntungannya setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah naik 12,2 juta barel pekan lalu. Harapan hanya akan ada kenaikan persediaan 3,4 juta barel dalam survei yang diambil menjelang laporan.

Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi menegaskan Kerajaan dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak siap untuk membantu "meningkatkan" harga minyak dengan bantuan dari negara-negara produsen lainnya.

Harga juga mendapat tumpangan dari berita bahwa Minneapolis Narayana Kocherlakota Presiden Fed membuat kasus untuk menunggu sampai paruh kedua 2016 untuk menaikkan suku bunga.(Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini