Sukses

Bernilai Triliunan, Perusahaan Game Ini Jadi Incaran Microsoft

Perusahaan aksesoris video game, Razer kini bernilai Rp 13 triliun dan menebarkan pesona pada para investor global.

Liputan6.com, New York - Dengan komunitas yang terdiri dari para pemain game berdedikasi dan perangkat keras (hardware) untuk PC, TV, mobile, maka perusahaan teknologi besar, Razer, menjadi salah satu target akuisisi yang paling menarik saat ini. Hebatnya, salah satu pembidik Razer adalah perusahaan teknologi terbesar di dunia, Microsoft.

Meski berperan sebagai perusahaan game besar dengan nilai perusahaan mencapai US$ 1 miliar atau Rp 13 triliun (estimasi kurs: Rp 13.000 per dolar AS), Razer ternyata belum banyak di kenal orang.

Seperti dikutip dari laman Fortune, Rabu (8/4/2015), para investor kini mulai mengincar Razer, perusahaan aksesoris video game yang berlokasi di Carlsbad, California, Amerika Serikat tersebut. Kondisi ini membuat Razer berhasil menembus daftar Unicorn List yang dirilis Fortune.

Sebelumnya, perusahaan tersebut harus bersusah payah untuk bertahan di tengah terpaan bisnis. Tapi baru-baru ini, Razer berhasil mengembangkan usahanya dari sekadar mouse, keyboard, dan beberapa alat pengendali lainnya menjadi sistem operasi yang leih aplikatif dengan memanfaatkan Android Google.

Dengan kebangkitan bisnisnya kali ini, Razer menjadi target utama akuisisi perusahaan besar seperti Microsoft.

Di tengah dunia bisnis video game, Razer merupakan salah satu merek yang paling dikenal. Analis video game Peter Warman memperediksi pendapatan perusahaan pada 2014 akan berada di kisaran US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Tapi dengan peningkatan bisnisnya, Razer ternyata mampu melampaui target tersebut.

"Mereka sekarang memiliki uang tunai untuk mengembangkan bisnis baru mereka tanpa kehilangan fokus dasar bisnisnya," tutur Warman.

Robert Krakoff dan Min Liang Tan mendirikan Razer pada 1998 dan mengenalkan aksesoris permainan komputer baru yang sebelumnya diabaikan. Kini Razer menguasai 30 persen dari bisnis keyboard dan mouse video game di seluruh dunia.

Analis video game Ed Zhao memprediksi, seluruh penjualan aksesoris video game Razer di Amerika Utara tahun lalu bahkan mencapai US$ 2,1 miliar.

Tapi valuasi tertingginya berasal dari produk hasil kerjasamanya dengan Tencent di China yang memungkinkan Razer terintegrasi dengan WeChat, aplikasi berkirim pesan di China.

"Razer memiliki citra brand yang menakjubkan dalam 15 tahun terakhir. Itu juga yang membuatnya selalu mampu bersinar di antara para pesaing bisnisnya termasuk laptop untuk bermain game," tutur Warman.

Dia yakin, platform Razer untuk fokus pada antusiasmenya dalam produk game dapat mendatangkan profit untuk perusahaan yang mengakuisisinya seperti Microsoft. Terlebih lagi, Microsoft berencana mengenalkan PC-console game dengan Windows 10.

CEO Razer Tan yakin bahwa kemandirian perusahaan selama ini merupakan salah satu kunci kesuksesannya. Razer kini memiliki 400 karyawan dan 10 kantor cabang di Amerika Serikat, Eropa dan Asia.

"Sebagian besar kaki Razer berdiri sendiri, saya rasa itu yang membuat Razer berhasil mempertahankan mereknya. Itu yang membuat kami berbeda dan terus berupaya melampaui berbagai eksptektasi," kata Tan. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini