Sukses

Aksi Ambil Untung Bikin IHSG Melemah 36 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 36,70 poin ke level 5.486,58 dengan sebanyak 166 saham melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah sepanjang perdagangan saham hari ini. Aksi jual pelaku pasar menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (8/4/2015), IHSG melemah 36,70 poin (0,66 persen) menjadi 5.486,58. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,89 persen menjadi 953,49. Sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah kecuali indeks saham DBX naik 0,14 persen dan indeks saham Pefindo25 mendaki 0,08 persen.

Ada sebanyak 166 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sementara itu, 116 saham menghijau. Sedangkan 95 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 235.400 kali dengan volume perdagangan saham 5,35 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,42 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,54 persen. Sektor saham aneka industri memimpin pelemahan terbesar yaitu mencapai 1,65 persen, lalu diikuti sektor saham manufaktur turun 0,88 persen, dan sektor saham barang konsumen merosot 0,72 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 300 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SRIL naik 4,15 persen menjadi Rp 251 per saham, saham GGRM mendaki 3,65 persen ke level Rp 53.900 per saham, dan saham NRCA menanjak 3,94 persen.

Sementara itu, saham-saham berkapitalisasi besar cenderung menekan indeks saham. Saham UNVR turun 2,76 persen ke level Rp 38.700 per saham, saham ASII tergelincir 2,15 persen ke level Rp 7.975 per saham, dan saham BBCA melemah 1,8 persen ke level Rp 15.025 per saham.

Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan, aksi pelaku pasar merealisasikan keuntungan menekan IHSG. Pelaku pasar memanfaatkan pelemahan yang terjadi di bursa saham Amerika Serikat (AS).

"Usai kenaikan IHSG signifikan kemarin pelaku pasar profit taking," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, pelaku pasar juga merespons langkah lembaga pemeringkat internasional S&P yang belum menaikkan peringkat investasi Indonesia. S&P belum menaikkan peringkat investasi melihat dari struktur Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) Indonesia yang rapuh karena masih ada subsidi.

Reza menambahkan, realisasi pembangunan infrastruktur yang belum signifikan juga menjadi alasan S&P belum menaikkan peringkat investasi Indonesia. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini