Sukses

Ingin Maju, Ekonomi RI Harus Tumbuh 8,5% dalam 10 Tahun

Untuk menjadi maju, China membutuhkan waktu 13 tahun dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi selalu di atas 10 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir belum bisa mendorong negara ini masuk ke dalam kategori negara maju. Dibutuhkan energi yang lebih besar untuk bisa mencapai cita-cita menjadi negara maju di 2030 nanti.

Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Anwar Nasution menjelaskan, pemerintah mentargetkan bisa masuk ke dalam lingkaran negara-negara maju di 2030. Namun, cita-cita tersebut tidak akan mudah mengingat harus ada beberapa syarat yang harus dibangun oleh pemerintah untuk mencapai tujuan itu.

Menurut Anwar, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi 5 persen per tahun, Indonesia tidak akan bisa masuk ke jajaran negara maju. "Dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen setiap tahun bagaimana bisa keluar dari middle income trap? Paling tidak butuh pertumbuhan ekonomi 8,5 persen selama 10 tahun terus-menerus‎," kata dia di Menara Batavia, Kamis (16/4/2015).

Dia mencontohkan, China yang saat ini menjadi negara yang disegani di seluruh dunia untuk menempuh yang dicapai saat ini dulunya memiliki pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen selama kurang lebih 13 tahun. "Kalau cuma 5 persen setiap tahun, sholat tahajud saja lah, ini yang menjadi persoalan kita," tegas dia.

Tidak hanya itu, persoalan yang harus dipecahkan adalah meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia dan menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

Peran enterpreneur menjadi hal yang harus diutamakan. Dengan adanya para pengusaha tersebut selain akan meningkatkan kulitas masyarakatnya juga akan meningkatkan produktifitas negara.

‎"Belum ada strategi meningkatkan produktifitas dan kualitas ekonomi kita di dunia internasional, hanya pidato-pidato saja, perbaikan izin usaha sama saja, belum kelihatan," pungkas Anwar.

Berdasarkan riset dari McKinsey, untuk menjadi dengan perekonomian terbesar ke-7 di dunia, setidaknya ada tiga tantangan utama yang harus diselesaikan oleh pemerintah Indonesia.

Pertama, sektor layanan konsumen dimana Indonesia menghadapi tantangan produktivitas pertumbuhan termasuk diantaranya regulasi jasa keuangan yang rumit dan infrastruktur transportasi yang buruk.

Jika Indonesia berhasil mengatasi masalah ini, belanja konsumen bisa naik 7,7 persen per tahun. Pada tahun 2030 nanti belanja konsumen Indonesia akan menjadi US$ 1,1 triliun per tahunnya.

Kedua, sektor pertanian dan perikanan dimana Indonesia perlu terus meningkatkan produktivitas pertanian. Jika negara dapat meningkatkan hasil, Indonesia bisa menjadi eksportir produk pertanian dan menyediakan lebih dari 130 juta ton ke pasar internasional.

Pendapatan dari sektor ini, bisa meningkat 6 persen per tahun. Pada tahun 2030 akan menghasilkan US$ 450 miliar per tahunnya. 

Ketiga, sektor energi dimana Indonesia dituntut untuk terus mencari enegi alternatif selain dari energi konvesional yang dihasilkan dari energi fosil. Indonesia akan mampu memenuhi sampai 20 persen dari kebutuhan energinya jika beralih ke sumber-sumber yang tidak konvensional, seperti Coal Bed Methane (CBM), Biofuel, dan tenaga panas bumi.

Pendekatan ini diyakini akan meningkatkan produktivitas Pada tahun 2030, pasar energi Indonesia bernilai US$ 210 triliun. (Yas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.