Sukses

Sambut Awal Pekan, Gerak IHSG Bakal Bervariasi

Bila aksi jual masih berlanjut di bursa saham, maka IHSG dikhawatirkan dapat mendekati level 5.342-5.372.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat secara teknikal pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu asal ditopang dari aksi beli investor asing dan dolar Amerika Serikat (AS) melemah.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran resistance 5.485 selama support 5.401 masih terjaga kuat di awal pekan ini. Sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain peluang dolar AS dapat jadi sentimen positif terhadap pergerakan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.

"Kondisi saat ini merupakan momen baik bagi investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi pembelian," ujar William dalam ulasannya, Senin (20/4/2015).

Sementara itu, Analis PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, bila aksi jual masih berlanjut di bursa saham maka IHSG dikhawatirkan dapat mendekati level 5.342-5.372.

IHSG diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah masih dimungkinkan jika sentimen yang ada kurang cukup kuat membuat laju IHSG terbalik naik. "IHSG akan berada di rentang support 5.376-5.389 dan resistance 5.425-5.435 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar Reza.

Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan, IHSG bakal variatif dengan kecenderungan melemah di kisaran 5.400-5.450 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Saham-saham yang dapat dicermati oleh pelaku pasar, Reza memilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Sedangkan William memilih saham PGAS, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 17 April 2015, IHSG turun 10 poin (0,19 persen) ke level 5.410,64. Nilai transaksi saham mencapa Rp 4,4 triliun setelah terjadi aksi jual di saham properti dan perbankan, dan aksi ambil untung di saham konsumsi. Sementara itu, aksi jual investor asing mencapai Rp 415,3 miliar. (Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini