Sukses

Madagaskar Minati Pesawat dan Kapal Buatan RI

NC 212 merupakan pesawat jenis turboprop yang sudah banyak dipesan negara-negara di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu negara kepulauan di benua Afrika, Madagaskar, tertarik untuk membeli pesawat dan kapal buatan Indonesia. Pesawat dan kapal buatan Indonesia dipandang cocok dengan karakteristik negara kepulauan.

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi menjelaskan, PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL (Persero) telah mengikuti beberapa pameran di luar negeri. Dalam pameran tersebut adalah beberapa negara yang ingin untuk membeli produk dalam negeri tersebut salah satunya adalah Madagaskar.

"Madagaskar tertarik untuk membeli NC 212, kami sudah antar ke eksibisi, besok akan ada pertemuan di Bandung," kata Retno, di sela-sela acara Konferensi Asia Afrika ke-60, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Retno menambahkan, di bandung, Kementerian Luar Negeri akan mempertemukan Delegasi dari Madagaskar dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) selaku produsen pesawat jenis NC 212 tersebut.

NC 212 merupakan pesawat jenis turboprop yang sudah banyak dipesan negara-negara di dunia yang biasa digunakan untuk patroli maritim. Pesawat ini mampu mengangkut 28 penumpang. Dengan kondisi geografis Madagaskar yang berupa kepulauan di sebelah Timur Afrika tersebut, pesawat jenis ini dinilai sangat cocok.

Tidak hanya itu, Retno juga mengungkapkan ketertarikan negara yang beribukota di Antananarivo untuk membeli kapal produksi PT PAL (Persero). "Demikian juga kapal Feri dengan PT PAL yang kapasitasnya 160 pack," tegas Retno.

Apa yang menjadi ketertarikan Madagaskar tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk merambah pasar-pasar di negara Afrika. Menurutnya saat ini ekspansi perdagangan Indonesia ke wilayah tersebut masih sangat terbatas.

Selain PT Dirgantara Indonesia dan juga PT PAL, produk dalam negeri lainnya yang juga banyak dipesan oleh negara lain adalah alat tempur yang diproduksi oleh PT Pindad (Persero).

Pindad tak hanya mampu memasarkan produk-produknya ke beberapa negara tetangga bahkan juga di wilayah Timur Tengah. Direktur Utama Pindad, Silmy Karim menjelaskan, hampir seluruh negara di ASEAN menjadi konsumen tetap Pindad.

Ia pun menyebutkan satu persatu negara tersebut seperti Thailand, Timor Leste, Singapura, dan Malaysia. “Untuk Filipina sekarang dalam proses tender dan Laos dalam proses pengiriman,” jelasnya.

Produk-produk dari Pindad yang menjadi andalan ekspor adalah peluru dan juga alat tempur. Untuk jenis peluru, keunggulan dari Pindad karena perusahaan tersebut mampu memproduksi semua ukuran. Sedangkan untuk alat tempur yang banyak dipesan adalah panser yang bisa bergerak di semua jenis medan.

Silmy melanjutkan, saat ini perseroan juga sedang mencoba memasarkan produknya ke Timur Tengah. Memang, ada beberapa tantangan untuk masuk ke pasar Timur Tengah. Kondisi medan yang sangat berbeda dengan Indonesia mengharuskan Pindad memproduksi purna rupa yang cocok dengan kondisi di sana. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.