Sukses

Harga Emas Melemah Lagi

Pasar menantikan hasil review proposal reformasi keuangan Yunani oleh para menteri keuangan Zona Euro.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas bergerak menurun dari pembukaan pagi ini setelah sebelumnya berada di dekat US$ 1.198 per ounce semalam. Penguatan harga emas semalam ke area US$ 1.198 per ounce didukung oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran ketidakjelasan dana talangan (bailout) Yunani.

Malam ini, pasar menantikan hasil review proposal reformasi keuangan Yunani oleh para menteri keuangan Zona Euro sebagai syarat untuk mendapatkan dana bailout.

"Harga emas kini berada di kisaran US$ 1.191 per ounce. Support di kisaran US$ 1.190 per ounce," kata Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dalam ulasannya, Jumat (24/4/2015).

Penembusan ke bawah support berpotensi membawa harga melemah ke kisaran US$ 1.184 per ounce. Sementara penguatan kembali ke atas area US$ 1.195 per ounce, membuka potensi penguatan ke area US$ 1.198-US$ 1.200 per ounce.

Adapun faktor penggerak pasar (market mover) lainnya adalah data Durable Goods Orders AS pada Maret yang diperkirakan terjadi kenaikan pesanan dibandingkan bulan sebelumnya.

"Bila hasilnya lebih bagus dari ekspektasi, dolar AS bisa menguat lagi dan harga emas bisa tertekan turun," terangnya.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas bangkit dari titik terendah dalam tiga pekan ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) akibat data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan.

Dilansir Reuters,  harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi US$ 1.197,35 per ounce, setelah menyentuh terendah sejak 1 April di US$ 1.183,65 per ounce.

Harga emas turun 1,3 persen pada perdagangan kemarin, penurunan terbesar harian sejak 6 Maret 2015, tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat setelah AS penjualan kembali rumah melonjak ke tertinggi 1,5 tahun pada Maret.

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni ditutup naik 0,6 persen menjadi US$ 1.194,3 per ounce.

Emas berbalik naik (rebound) dari posisi terendah karena dolar AS berjuang untuk mencari momentum, setelah data menunjukkan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik pada minggu lalu. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini