Sukses

Perusahaan Turki Ingin Investasi Geothermal di Sumatera

Wilayah kerja panas bumi (WKP) yang tengah disurvei oleh Hitay sebanyak 6 titik dan mayoritas berada di Pulau Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta - Investor asal Turki, Hitay Energy Holdings, tengah menjajaki kemungkinan untuk berinvestasi di sektor panas bumi atau geothermal di Indonesia. Terdapat 6 potensi energi geothermal di Sumatera.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, Hitay saat ini tengah melakukan pengkajian pada beberapa titik yang dinilai mempunyai potensi energi panas bumi tersebut.

"Investasi energi baru terbarukan ada, kebanyakan panas bumi. Ada dari Turki, nama perusahaanya Hitay," ujarnya di kawasan Cikini, Jakartan Pusat, Minggu (26/4/2015).

Rida menjelaskan, wilayah kerja panas bumi (WKP) yang tengah disurvei oleh Hitay sebanyak 6 titik dan mayoritas berada di Pulau Sumatera. "Kebanyakan di Sumatera, di 6 wilayah kerja. Nilainya belum mereka sebutkan, ini lagi survei," lanjutnya.

Dia mengakui bahwa selama ini perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan energi panas bumi di Indonesia kebanyakan merupakan pihak swasta. Namun tidak menutup kemungkinan pengembangan ini juga dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Selama memang ini swasta, tapi bukan tidak mungkin PLN atau Pertamina melalui Pertamina Geothermal Energi juga ikut. Bisa dikembangkan dengan dana pemerintah," kata dia.

Pemerintah sendiri menargetkan akan ada minimum 26 WKP panas bumi hingga 2019. Dengan demikian diharapkan mampu meningkatkan kapasitas listrik yang dihasilkan melalui energi baru terbarukan sebesar 3.000 megawatt (MW) pada 2019.

"Ada 26 WKP Minimum sampai 2019. Sekatang kan ada 1.400 MW, pada 2019 bisa 3000-an MW. Karena kalau dipercepat sekarang pun baru 7 tahun kemudian kerasa (hasilnya). Kan perlu disiapkan fasilitas di lapangan, belum testing dan lain-lain," tandas dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.