Sukses

Jadi Orang Miskin Ternyata Super Mahal

Jika Anda berpikir menjadi orang kaya itu mahal karena harus menghabiskan banyak uang, menjadi orang miskin ternyata jauh lebih mahal lagi.

Liputan6.com, New York - Jika Anda berpikir menjadi orang kaya itu mahal karena harus menghabiskan banyak uang demi penampilan dan gaya hidup, menjadi orang miskin ternyata jauh lebih mahal lagi. Bagaimana tidak, para penduduk miskin dapat mengeluarkan uang hingga 182 persen lebih tinggi dibandingkan pendapatannya.

Mengutip laman CNN Money, Senin (27/4/2015), berdasarkan hasil analisa tim CNN Money terhadap data Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat AS), penduduk berpendapatan rendah di AS menghabiskan uang jauh lebih tinggi dibandingkan pemasukannya. Kondisi ini memicu banyak warga miskin kesulitan menabung, sering meminjam pada  keluarga hingga terlilit utang.

Para penduduk berpendapatan rendah mencetak pemasukan senilai US$ 14 ribu per tahun, termasuk kompensasi dari pemerintah seperti food stamp atau pembayaran bagi disabilitas. Tapi tetap saja, jumlah pengeluaran para penduduk miskin tersebut mencapai US$ 25 ribu per tahun atau sekitar 182 persen lebih tinggi dibandingkan pemasukannya.

Pegeluaran itu sudah termasuk membayar sewa tempat tinggal, makanan dan transportasi. Data tersebut juga menunjukkan betapa rendahnya jumla kompensasi yang diberikan pemerintah AS pada masyarakat miskin.

Seringkali demi memenuhi kebutuhannya, masyarakat miskin harus memilih mata tagihan yang harus ditagih terlebih dulu atau akhirya meminjam pada rentenir.

"Masyarakat membuat pilihan yang mustahil atau menjadi pemegang utang dalam jumlah sangat tinggi demi memenuhi kebutuhannya," terang Vice President program Poverty to Prosperity di Center of American Progress, Melissa Boteach.

Sementara itu, penduduk kelas menengah juga menghabiskan jumah pengeluaran yang terbilang tinggi. Pendapatan setiap tahun kalangan ini berkisar antara US$ 54 ribu dengan pengeluaran mencapai 89 persen dari pendapatannya tersebut.

Kalangan kaya juga menghabiskan sekitar 61 persen dari pendapatannya setiap tahun. Meski tak melampaui pendapatan, tapi jumlahnya tetap saja sangat tinggi. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini