Sukses

Jakarta Masuk Peringkat 64 Kota Layak Ditinggali di Dunia

Kemacetan, transportasi umum dan polusi membuat Jakarta masuk peringkat ke 64 sebagai kota yang layak ditinggalli.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi warga akibat urbanisasi (perpindahan dari desa ke kota) di Indonesia sangat besar. Angkanya bakal melonjak menjadi 68 persen yang terkonsentrasi tinggal di Jawa dari saat ini 50 persen dan realisasi 17 persen pada 1971.

SDSN Leadership Council and Former Minister Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu mengatakan, populasi di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten sebesar 59 persen dengan total produk domestik bruto (PDB) mencapai 61 persen dan pengeluaran 67 persen.

"‎Jakarta ada di posisi 64 kota yang layak ditinggali di dunia. Masih kalah dari kota Manila di peringkat 63, kota Jenewa diurutan 1, Zurich diposisi ke-2 dan Singapura ke-3," ujar dia saat acara Tropical Landscapes Summit di Jakarta, Senin (27/4/2015).

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini mengatakan, Jakarta hanya mampu bertengger diperingkat ke-64 dunia karena berbagai permasalahan yang dihadapinya, seperti kemacetan, transportasi umum, polusi, gangguan, manajemen angka kemiskinan, stres dan sebagainya.

"Makanya kita mau tambah ruang terbuka hijau di seberang pusat perbelanjaan di EX, Plaza Indonesia dan Thamrin City," papar dia.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi Sutanto Soehodho menambahkan, Jakarta berada di lokasi kurang menguntungkan sehingga saat Bogor hujan lebat, Ibukota ikut terkena imbasnya banjir.

"Tapi harapan hidup di Jakarta termasuk tinggi, karena Jakarta bagian dari Jabodetabek bisa bertransformasi dan mempunyai daya dukung lebih baik," ujar Sutanto.

Dia mengaku, target DKI Jakarta pada dua tahun mendatang adalah mencatatkan pertumbuhan ekonomi 7,3 persen atau naik dari 6,5 persen di 2012. Pendapatan perkapita mencapai Rp 160 juta dan menekan tingkat kemiskinan menjadi 3 persen sampai 3,25 persen atau merosot dari realisasi 3,7 persen periode 2012. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini