Sukses

Ini yang Harus Dilakukan RI Saat Pasar Bebas ASEAN

Indonesia membutuhkan basis industri manufaktur untuk menopang perekonomiannya ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera bergulir pada akhir 2015. Saat pasar bebas ASEAN ini, setiap produk antar negara-negara kawasan ASEAN akan bebas masuk.

Managing Director Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Haryanto T Budiman mengatakan untuk menghadapi pasar bebas tersebut, yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu mendorong pertumbuhan industri manufaktur di dalam negeri.

"Kita perlu yang namanya strategi manufaktur yang lebih terpadu, supaya dengan dibukanya MEA, kita bisa menciptakan yang namanya manufacturing base di Indonesia," ujar Haryanto di hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (28/4/2015).

Dia menjelaskan, selama ini perusahaan multinasional yang masuk ke dalam negeri lantaran melihat pasar Indonesia yang begitu besar dengan jumlah yang mencapai 250 juta jiwa.

"Pasar kita bagus sekali dengan 250 juta orang, middle classnya juga tumbuh, kalau mereka masuk ke sini, karena mau mendapatkan market sini," lanjutnya.

Namun jika tujuan perusahaan ini hanya untuk mengincar pasar dalam negeri, maka dalam jangka panjang hanya akan merugikan perusahaan tersebut dan membawa dampak buruk bagi Indonesia karena mendorong ketergantungan akan dolar.

"Kalau niat perusahaan multinasional seperti itu, pendapatan mereka rupiah, investasi dalam dolar, cost mereka memang dalam rupiah, tapi profit juga dalam rupiah, dan tiap tahun mereka harus repatriasi keuntungannya kembali ke negaranya maka mereka perlu dolar untuk mengkonversi keuntungannya ke negaranya," jelas Haryanto.

Sedangkan jika perusahaan manufaktur yang dibangun di Indonesia memiliki tujuan ekspor ke negara lain, maka akan membawa untung baik bagi perusahaan maupun negara.

"Itu bagus karena ada sebagian pendapatan dalam dolar. Misalnya kita bisa jual ke Malaysia atau Filipina karena dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN, bea masuk semua 0 persen," kata Haryanto

Hal seperti ini yang perlu dipikirkan oleh pemerintah agar mampu menciptakan suatu lingkungan yang bisa menarik investasi di Indonesia, khususnya sektor manufaktur.

"Jangan sampai kita tidak lakukan sesuatu dan investor tidak taruh di sini, tapi di Thailand, Vietnam, Laos, tapi kita jadi korban karena barangnya dikirim ke sini tidak kena bea masuk. Kita akan rugi sekali," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini