Sukses

JK Sebut Seskab Andi Salah Tafsir Soal Utang IMF

Seskab Andi Widjajanto mengatakan negara melalui Bank Indonesia (BI) memiliki utang pada IMF sebesar US$ 2,79 miliar pada 2009.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan pernyataan Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto soal utang Indonesia ke Dana Moneter Indonesia (International Monetary Fund/IMF) merupakan salah tafsir.

Seskab Andi sebelumnya mengatakan negara melalui Bank Indonesia (BI) memiliki utang pada IMF sebesar US$ 2,79 miliar pada 2009. Angka itu berdasarkan data terkini dari statistik utang luar negeri BI dan Kementerian Keuangan.

Menurut JK, salah tafsir terjadi karena Andi Widjajanto hanya melihat data mentah saja. "Mungkin salah atau salah tafsir. Tidak mengetahui latar belakangnya. Biasalah itu mungkin hanya melihat data saja," kata dia di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/4/2015).

JK membela Andi juga tidak seratus persen salah, sebab hanya mengacu pada data tertulis meski dana IMF tersebut kenyataannya harus dibaca sebagai kewajiban perbankan bukan utang pemerintah.

JK menjelaskan uang sebesar US$ 2,79 miliar bukanlah utang pemerintah Indonesia, melainkan alokasi special drawing rights (SDR). Alokasi tersebut dimiliki semua anggota IMF.

"Itu sebenarnya suatu kewajiban iuran karena IMF telah memberikan spesial drawing, semacam cadangan ke Indonesia. Jadi bukan pemerintah, bukan. Kalau yang dimaksud utang pemerintah tidak ada lagi. Ini hanya hubungan antara perbankan, antara IMF sebagai lembaga keuangan dan Bank Indonesia sebagai central bank," papar JK.

JK mengaku saat menjadi Wapres periode 2004-2009, utang Indonesia pada IMF sudah lunas pada 2006. Indonesia mampu melunasi utang itu karena baru saja menaikkan harga BBM.

"Saya sendiri waktu itu sebagai Wapres. Pada waktu itu kita punya cadangan yang cukup baik karena kita baru saja menaikkan BBM dan belanja subsidi kita jauh menurun sehingga kita mempunyai kemampuan (bayar utang)," tandas dia. (Silvanus/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.