Sukses

JK Beber Strategi Pertahankan Ekonomi Indonesia

Banyak negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi pada saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan salah satu cara untuk mempertahankan ekonomi dalam negeri adalah dengan mempercepat turunnya dana pemerintah pusat dan daerah ke masyarakat.

Ini sebagai antisipasi atas terjadinya penurunan ekonomi di banyak negara, seiring anjloknya harga minyak dunia dan komoditas lain. 

"Hampir semua negara ASEAN baru-baru ini bicara di KTT pertumbuhan yang turun akibat pelemahan harga CPO. Ini menurunkan pendapatan masyarakat, akibatnya lemahnya daya beli. Salah satu cara mempertahankan penguatan ekonomi adalah mempercepat dana pemerintah turun ke masyarakat yang bisa menimbulkan multiplier effect," kata pria yang akrab disapa JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/4/2015).

Menurut dia, bila dana pemerintah sudah turun, maka bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, akan terjadi perputaran dana dan memperkuat ekonomi masyarakat.

"Kalau percepat proyek jalan, kontraktor terima pendapatan, yang jual batu akan jual batu, yang besi jual besi, segala macam dapat pendapatan, ekonomi bisa gerak, macam-macam gerak. Ini untuk menghilangkan penurunan ekonomi pada dewasa ini. Pusat dan daerah harus percepat keluarkan anggaran pusat dan daerah," tegas JK.

Mantan Ketua Umum Golkar ini menuturkan setidaknya akan keluar dana Rp 40 triliun per bulan. Hal ini akan membuat gerak ekonomi dalam negeri meningkat sebanyak 4 kali lipat.

Dengan dana sebanyak itu, JK meminta para kepala daerah untuk menetapkan prioritas.

"Artinya apa yang dibicarakan infrastruktur itu bukan jalan saja, tapi dampak ekonomi berkali-kali lipat. Pembangunan jalan, kontraktor gerak, beli semen, batu, besi, dan gerak macam-macam. Telat gerak, akan timbulkan masalah sosial dan lapangan kerja bisa kurang," tutur dia.

"Ujung dari ini (Musrenbang) adalah anggaran untuk prioritas, mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak dikerjakan," tandas JK.(Silvanus/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini