Sukses

Perjuangan Nenek Tua Tolak Rumahnya Disulap Jadi Mal

Di sela bangunan mal super besar di kawasan Ballard, Seattle, Washington terdapat sebuah rumah kecil dengan sebuah kisah luar biasa.

Liputan6.com, New York - Di kawasan Ballard, Seattle, Washington, terdapat sebuah mal besar dengan pemandangan unik di bagian tengah bangunan tersebut. Di sela bangunan mal super besar tersebut terdapat sebuah rumah kecil dengan sebuah kisah luar biasa.

Beberapa orang menyebutkan, rumah itu yang kemudian menjadi inspirasi berdirinya Pixar's Up. Adalah Edith Macefield, wanita tua yang menolak menyerahkan rumahnya pada pengembang mal dan memilih huniannya selama bertahun-tahun itu tetap berdiri tegak.

Macefield tak gentar menolak para pengusaha properti yang datang membujuknya menjual rumah berharga tinggi. Rumah-rumah di sekitar tempat tinggalnya tersebut memang telah berubah menjadi butik dan apartemen hingga pusat perbelanjaan.

Tapi Macefield tetap tegas menolak menjual rumahnya meski dengan tawaran harga hingga puluhan miliar rupiah. Dia memilih rumahnya berdiri tegak di pinggir jalan, diapit bangunan mal yang super besar.

Berikut ulasan singkat mengenai perjuangan wanita tua melindungi rumahnya dari gusuran industri, seperti dikutip dari oddee.com, roadtrippers.com, Washington Post, dan sejumlah sumber lain, Rabu (29/4/2015):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak punya keluarga

Macefield tak punya keluarga

Edith Macefield merupakan wanita berusia 84 tahun yang bertahan tidak menjual rumahnya saat para tetangga merelakan hunian masing-masing disulap menjadi mal. Rumah-rumah tua di wilayah tempat tinggalnya memang telah berganti dengan toko, butik dan restoran.

Saat para pengembang mengetok rumah kecilnya dan membujuk nenek tua itu menjualnya, Macefield hanya bisa menolak. Saat ditanya mengapa dia tak mau menjual, alasannya sangat menyentuh.

Macefield mengaku tak punya keluarga dan itu merupakan rumahnya. Lebih dari itu, ibu Macefield meninggal di rumah tersebut yang membuat dia semakin berat menjual tempat tinggalnya.

Macefield berjanji pada ibunya akan selalu merawat rumah tersebut. Macefield juga ingin rumah tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir hingga ia tutup usia.

3 dari 4 halaman

Persahabatan dengan kepala konstruksi mal


Persahabatan dengan kepala konstruksi mal

Karena penolakan tegas dari Macefield, para pengembang properti akhirnya tak punya pilihan lain kecuali membangun mal di antara rumahnya. Saat kontraktor membangun mal tersebut, Macefield juga membangun persahabatan dengan kepala konstruksi mal, Barry Martin.

Martin rajin menjenguk wanita tua tersebut, membawakannya obat dan kebutuhan sehari-hari. Keduanya akhirnya bersahabat baik meski Macefield dikenal sebagai wanita yang keras kepala.

Suatu hari, Macefield terlihat semakin rapuh hingga Martin membawanya ke rumah sakit. Saat itu, barulah Macefield tahu dirinya terkena kanker usus.

4 dari 4 halaman

Wariskan rumah pada Martin

Wariskan rumah pada Martin

Tiga tahun setelah pembangunan mal, rumah Macefield berdiri tegak menjadi pemandangan unik. Bagaimana tidak, mal besar tersebut mengapit rumah Macefield di bagian tengah depan.

Saat Macefield meninggal pada usia 87 tahun, banyak orang terkejut dengan warisan yang dituliskannya. Wanita keras kepala yang tak mau menjual rumah dengan harga tinggi itu justru memberikannya secara cuma-cuma pada Martin.

Kepala konstruksi itu memang merawatnya dengan sangat baik selama pembangunan berjalan. Kini Macefield menjadi pahlawan lokal yang menginspirasi masyarakat setempat membuat tato rumah kecilnya.

Kini rumah tersebut telah mengalami rekonstruksi dan tetap tidak digusur meski Macefield telah meninggal.(Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.