Sukses

Ekonomi AS Melambat, Bursa Saham Asia Tertekan

Bank sentral AS mengabaikan perlambatan ekonomi AS sehingga mempengaruhi laju bursa saham Asia pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah didorong sentimen global terutama dari Amerika Serikat (AS). Bank sentral AS/The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga di semester II 2015, dan mengabaikan pertumbuhan ekonomi AS melemah.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik turun 0,5 persen menjadi 155,69 pada pukul 09.01 waktu Tokyo. Hal itu didorong dari indeks saham Jepang Topix melemah 1,1 persen, dan ini penurunan terbesar dalam sebulan. Indeks saham Jepang Nikkei merosot 1,1 persen ke level 19.847,50 di awal perdagangan saham.

Penurunan indeks saham ini juga diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,4 persen, dan indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen. Indeks saham Selandia Baru NZX 50 naik 0,3 persen.

Hasil pertemuan bank sentral AS mempengaruhi laju bursa saham Asia. Apalagi data ekonomi AS yang hanya tumbuh 0,2 persen di kuartal I 2015 seperti diabaikan oleh The Fed. Ketua The Fed Janet Yellen menilai perlambatan ekonomi hanya faktor sementara. Sehingga ada kemungkinan suku bunga The Fed naik pada semester II.

"Perlambatan ekonomi yang terjadi apakah lebih struktural. Sementara itu, banyak pihak mengharapkan kenaikan suku bunga terjadi pada 2016," ujar Mark Lister, Head of Private Wealth Research Craigs Investment Partners Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (30/4/2015).

Sebelumnya analis memperkirakan, ekonomi AS tumbuh 1 persen dalam tiga bulan pertama 2015. Dengan data ekonomi mengecewakan membuat keraguan seberapa cepat The Fed dapat melihat target tenaga kerja dan harga terpenuhi.

Para pembuat kebijakan menyatakan akan menaikkan suku bunga acuannya pada 2015 sejak 2006. Keputusan kenaikan suku bunga itu juga sambil melihat data ekonomi terbaru. Dengan sentimen data ekonomi AS melambat, dolar AS melemah 0,1 persen ke level 118,94 terhadap yen.(Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini